Dark/Light Mode

Kontribusi Pariwisata Terhadap Bisnis Penerbangan Kecil

Wisatawan Lokal Masih Tahan Diri Buat Liburan

Senin, 26 Oktober 2020 05:34 WIB
Pengamat penerbangan, Alvin Lie
Pengamat penerbangan, Alvin Lie

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk memulihkan bisnis penerbangan, maskapai sebaiknya tidak berharap banyak terhadap kontribusi sektor pariwisata. Sebab, saat ini wisatawan masih menahan diri untuk liburan.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, kinerja industri penerbangan dan pariwisata sangat tergantung dengan kondisi perekonomian. 

Dalam situasi ekonomi krisis seperti sekarang, menurutnya, sulit berharap wisatawan lokal menggunakan jasa transportasi udara untuk berwisata. 

“Untuk promo wisata, ya kita realistis saja. Seberapa banyak orang yang mikir ingin berwisata gunakan pesawat dalam kondisi seperti sekarang?,” ujar Alvin Lie kepada Rakyat Merdeka, kemarin. I

Ia yakin, wisatawan domestic masih menahan diri untuk melancong. Mereka hanya berpergian jarak jauh jika ada keperluan mendesak saja. 

Hal utama dalam pikiran masyarakat saat ini yakni bagaimana memulihkan perekonomian mereka. 

Baca juga : DPRD Mau Sisihkan Anggaran Buat Tangani Banjir

Alvin memaparkan, Indonesia memang salah satu negara yang memiliki pasar domestik yang besar. Namun kontribusi warga terhadap industri penerbangan sangat kecil. 

Dari data dimilikinya, kontribusi terbesar pasar domestik disumbangkan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai BUMN, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian.

Kontribusi mereka bisa di atas 60 persen. Terbesar kedua adalah pelaku bisnis, yakni mencapai 17 persen. Lalu ketiga, pengguna pesawat untuk kepentingan pribadi sekitar 13 persen. Sedangkan, kontribusi pariwisata cuma sekitar 10 persen. 

“Untuk mendorong pemulihan BUMN penerbangan, melihat data itu, maka yang perlu diperkuat anggaran perjalanan dinas,” terangnya. 

Dia menyarankan BUMN penerbangan untuk memanfaatkan semua potensi untuk meningkatkan pendapatan. Selain kargo, maskapai bisa melakukan penyewaan aset atau bisnis produktif lainnya. 

Pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC), Arista Atmadjati memiliki pandangan serupa. Menurutnya, berharap besar pada sektor pariwisata, hal yan berat. Pasalnya, saat tidak pandemi saja, Kementerian Pariwisata kesulitan untuk mencapai targetnya. 

Baca juga : Komisi X DPR Dan Perpusnas Dukung Pengembangan Perpustakaan Di Semarang

“Target mereka saja setiap tahun kan tidak pernah tercapai,” katanya. 

Sebelumnya, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, meminta pelaku usaha di sektor pariwisata optimistis menghadapi pandemi Covid-19. Dia memprediksi proses pemulihan Indonesia lebih cepat dari negara lain. 

“Sektor pariwisata kita lebih cepat, dengan catatan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara disiplin,” katanya barubaru ini. 

Sementara, Vice President (VP) Corporate Secretary Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan mengaku, pihaknya terus mendorong bisnis yang tidak mengandalkan penumpang. 

“Non aero kami dorong maksimal agar dapat tumbuh,” kata Handy kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Untuk pengembangan pariwisata, lanjut Handy, Angkasa Pura I masih terus berbenah. 

Baca juga : Komisi IV DPR Dukung Pengembangan Kawasan Bawang Putih Di Jawa Barat

Perseroan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan lainnya, agar masyarakat kembali mau bepergian dengan pesawat. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan, pihaknya menjalankan strategi Business Survival Initiatives yang terdiri dari tiga program, yaitu cost leadership, capex disbursement dan cash flow management. 

“Program itu diterapkan dalam bisnis aeronautika dan nonaeronautika,” ujar Awaluddin. 

Menurut dia, fokus bisnis aeronautika di tengah pandemi yakni mengoptimalisasi slot time penerbangan di bandara, pengaktifan kembali rute, dan peningkatan frekuensi penerbangan. 

Kemudian untuk fokus utama bisnis non-aeronautika, adalah menjaga tenant komersial dapat tetap membuka layanan di terminal. [JAR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.