Dark/Light Mode

Dubes Lutfi Mau Boyong Investor AS Ke Indonesia

Rabu, 4 November 2020 05:34 WIB
Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat,  Muhammad Lutfi
Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi

RM.id  Rakyat Merdeka - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi melihat tren yang baik dalam kerja sama Washington-Jakarta, saat dia mulai bertugas kurang dari dua bulan ini. Karena itulah, Lutfi berencana memboyong investor Paman Sam ke Indonesia.

“Sebulan saya bertugas, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sudah berkunjung ke Amerika Serikat. Kemudian Menteri Luar Negeri Amerika Serikat juga tidak lama kemudian ke Jakarta,” ujarnya, dalam press briefing yang berlangsung virtual Senin malam (2/11). 

Dengan permulaan tersebut, Lutfi mengaku bisa menghubungkan banyak kerja sama antara dua negara yang berjarak 15 ribu kilometer ini. 

“Kunjungan Menhan sebuah negara adalah bukti kedekatan dengan negara yang dia kunjungi,” kata Lutfi. 

Dia berharap, kunjungan tersebut membawa tren yang baik dalam hubungan dua negara. Dubes yang pernah bertugas di Tokyo, Jepang ini pun bertekad membawa sebanyak mungkin investor Amerika ke Indonesia. 

“Saya akan berusaha keras selama tiga tahun ke depan,” ujar mantan Menteri Perdagangan ini. 

Dia akan bekerja dan membawa investor yang sama banyaknya, atau bahkan lebih banyak seperti saat dia ditugaskan di Negeri Sakura. Mengingat AS sedang dalam proses Pemilihan Presiden (Pilpres), Lutfi sempat khawatir, rencananya tidak akan semudah yang dia duga. 

Namun, dia yakin dengan rencananya dan kemampuan tim di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington. 

Baca juga : Budaya Maritim Jati Diri Bangsa Indonesia

“Siapapun presidennya nanti, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat akan seperti sahabat lama yang akan menjadi teman dekat,” jaminnya. 

Buktinya, kini Indonesia dan AS sedang melakukan pembahasan kesepakatan dagang terbatas (Limited Trade Deal/ LTD). 

“Dengan demikian, apapun hasil pemilihan presiden nantinya diharapkan tidak mempengaruhi pembahasan kesepakatan. Kepentingan dalam LTD ini kita buat sebagai kepentingan bersama,” tegas Lutfi. 

Menurutnya, Indonesia bakal menawarkan pasar digital untuk AS. Investasi di sektor teknologi dan komunikasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas ekonomi digital di Tanah Air. 

“Dengan terobosan teknologi ini, kita harapkan kesejahteraan masyarakat juga meningkat,” ucap mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini. 

Skema LTD memberi kepastian lebih dibandingkan fasilitas preferensi umum yang diterima Indonesia saat ini. Lutfi mengatakan, dengan LTD, bea masuk 0 persen bisa diberlakukan secara permanen bagi Indonesia. 

Selain itu, volume perdagangan dua arah Indonesia dan AS diharapkan dapat meningkat dua kali lipat hingga 60 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 877 triliun pada 2024. 
Berkaitan dengan Pilpres AS, Lutfi meyakini, Indonesia dan AS memiliki nilai-nilai dan norma yang sama sebagai negara demokrasi. Dengan nilai-nilai ini, dia menyebutkan hubungan Indonesia dan AS bakal tetap menjadi mitra yang setara. 

Sektor Perdagangan 

Baca juga : Dubes RI Di Washington Mau Boyong Investor AS Ke Indonesia

Di sektor perdagangan, keputusan AS memperpanjang preferensi tarif Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia diyakini akan semakin mempererat kerja sama bisnis kedua negara. 

Lutfi optimistis, fasilitas GSP akan meningkatkan arus perdagangan dua arah dan berdampak positif bagi nilai investasi RI dan AS. 

“Di saat terjadinya disrupsi perdagangan dunia akibat pandemi Covid-19, keringanan bea masuk hingga 0 persen di pasar AS, jelas membawa angin segar bagi eksportir di Tanah Air,” bebernya 

GSP adalah fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah Amerika Serikat kepada negaranegara berkembang sejak 1974. Indonesia pertama kali mendapatkan fasilitas GSP dari AS pada 1980. 

Namun AS melakukan evaluasi pemberian fasilitas itu sejak Maret 2018, sampai akhirnya memutuskan memberi perpanjangan GSP kepada Indonesia pada 30 Oktober 2020. Ini bertepatan sehari setelah pertemuan Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Jakarta. 

Lutfi menyatakan, perpanjangan GSP ini tidak terlepas dari hubungan bilateral yang dijalin dengan sangat baik antara Indonesia dan AS, termasuk di tingkat pemimpin kedua negara. 

“Fasilitas GSP sangat penting dalam membantu produk-produk ekspor unggulan Indonesia dapat terus kompetitif di pasar AS, yang memang dikenal memiliki tingkat persaingan yang tinggi,” katanya. 

Salah satu pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini menyatakan, banyak usaha kecil menengah (UKM) masuk dalam pos-pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP, seperti mebel, perhiasan perak, tas tangan, dan pintu kayu. 

Baca juga : Satu Laut yang Menyatukan Indonesia

Dari 3.572 pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP selama ini, hanya 729 pos tarif yang menggunakan tarif 0 persen ke pasar AS. 

Terkait hal itu, Lutfi mengatakan, KBRI di Washington DC bersama kementerian terkait dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), khususnya Kadin Indonesia Komite AS (KIKAS), segera melakukan program sosialisasi intensif kepada eksportir Indonesia. Ini agar mereka dapat mengoptimalkan preferensi tarif lewat GSP. 

“GSP menjadi insentif yang tepat bagi produk-produk primadona Indonesia, termasuk sektor UKM, untuk bersaing di pasar AS,” sambungnya. 

Menurut Lutfi, setelah mendapatkan perpanjangan GSP, KBRI Washington langsung melakukan langkah penyusunan road plan (rencana jalan) yang berfokus kepada skema 5+7+5. 

Maksudnya, lima produk utama (pakaian, karet, alas kaki, elektronik dan perabot rumah tangga), tujuh produk potensial (kayu, travel goods, produk kimia, perhiasan, mainan, rambut palsu dan produk kertas), dan lima produk strategis (mesin, plastik, suku cadang otomotif, alat optik dan medis, serta kimia organik). 

LTD juga dapat mengoptimalkan potensi kerja sama di luar perdagangan barang, khususnya digital trade, energi dan infrastruktur, serta peningkatan arus investasi. Peningkatan arus perdagangan dua arah menjadi pintu masuk bagi perluasan kerja sama investasi. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.