Dark/Light Mode

Dukung Pembangunan Perumahan, Kementerian PUPR Genjot Penggunaan Baja Ringan

Selasa, 10 November 2020 13:25 WIB
Dukung Pembangunan Perumahan, Kementerian PUPR Genjot Penggunaan Baja Ringan

 Sebelumnya 
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Nicodemus Daud menambahkan, saat ini Kementerian PUPR telah menyusun strategi untuk meningkatkan penggunaan baja ringan ini. "Strategi itu di antaranya adalah dengan mendorong pemberlakukan SNI Wajib terhadap SNI 8399-2017 Rangka Baja Ringan dan mendorong diterbitkannya SNI untuk produk baja ringan lainnya, pengumpulan data produksi riil dan suplai baja ringan konstruksi tiap provinsi," tambah Trisasongko.

Sekjen Gapensi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin, Andi Rukman N. Karumpa mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pelaku usaha dan pemerintah dalam meningkatkan industri baja ringan nasional.

Menurutnya masih sangat banyak peluang yang harus dikembangkan. Apalagi saat ini inovasi-inovasi pun sudah banyak dilakukan. "Yang paling penting, upaya meningkatkan permintaan baja ringan nasional ini juga sudah sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo tentang bagaimana meningkatkan produksi dalam negeri serta pemulihan ekonomi nasional di saat pandemi," tambah Andi.

Baca juga : Kementerian ATR/BPN Jamin Kunci Potensi Penyelewengan

Di sektor produksi, inovasi juga terus dilakukan industri baja ringan nasional untuk meningkatkan utilitasnya. Salah satunya ditunjukkan oleh PT Tatalogam Lestari dengan inovasi Domus-nya yang telah diaplikasikan di berbagai wilayah, terutama di daerah bencana.

CEO PT Tatalogam Lestari Wulani Wihardjono mengatakan kebutuhan tempat tinggal sampai saat ini menjadi hal yang masih diperlukan. Proses pembangunan yang cepat menjadi suatu keniscayaan. Solusinya untuk kecepatan itu antara lain adalah dengan menambah penggunaan komponen material baja Hi-Ten (baja ringan dalam sebuah rumah).

Lani,  sapaan akrab Lestari Wulani menjelaskan dengan meningkatkan persentasi penggunaan elemen baja dalam perumahan, berarti kita mendapat keuntungan dari segi waktu dan tenaga.

Baca juga : Kemenpora, PSSI Dan Kementerian PUPR Renovasi 2 Stadion Dan 15 Lapangan Sepak Bola

Ia menambahkan selain pemilihan material yang tepat, pembuatan rumah bisa dipercepat dengan teknik dan sistem yang tepat. Kami menyebutnya sistem domus.

Menurut Lani sistem Domus telah diuji coba dan terbukti dapat membuat rumah yang kuat dan indah hanya dalam waktu 5 hari. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga tidak banyak. Dalam membangun Domus tipe 36, hanya dibutuhkan 4 aplikator baja ringan saja.

"Dengan sistem Domus yang dipadukan baja HiTen tentunya dapat digunakan untuk membangun pemukiman secara massif dan cepat. Sehingga menjadi solusi pembangunan infraktur perumahan dan permukiman di Indonesia, terutama di kawasan bencana yang membutuhkan pembangunan yang cepat," ujar Lani.

Baca juga : BTN Pedekate Dengan Perusahaan Properti Jepang

Saat ini, Domus sudah diaplikasikan untuk Hunian Sementara (Huntara) sebanyak 841 unit di Konawe Utara untuk membantu masyarakat korban banjir bandang. Rumah huntap atau hunian tetap di Lombok NTT untuk korban gempa, dan Huntap di Luwuk Utara Desa Masamba, Sulawesi Selatan untuk korban banjir.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rifai menyambut baik upaya dan inovasi yang telah dilakukan PT Tatalogam Lestari dalam upaya percepatan pembangunan ini.

Ia menjelaskan, jika dilihat dari kondisi geografis Indonesia, terdapat 12 jenis ancaman bencana yang ada di negeri ini. "Hampir 72 persen daerah geologi dan geografi Indonesia termasuk ke paparan sehingga terdapat hampir 204 juta penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana," pungkas Rifai. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.