Dark/Light Mode

Pertamina Hulu Mahakam Sukses Pertahankan Kinerja Produksi di Tengah Pandemi

Selasa, 10 November 2020 20:47 WIB
Pertamina Hulu Mahakam Sukses Pertahankan Kinerja Produksi di Tengah Pandemi

 Sebelumnya 
Sementara itu, dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), PHM juga mencatat prestasi yang baik, yakni mencapai 838 hari kerja atau 70.299.256 manhours tanpa Lost Time Injury (LTI), atau tanpa kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja.

General Manager PHM, Agus Amperianto, mengatakan bahwa produksi minyak dan gas di WK Mahakam hingga Kwartal 3 2020 tetap baik. Sejauh ini, tidak terdampak oleh pandemi Covid-19.

“Kami tetap berjuang dan berdoa agar pandemi ini tidak mempengaruhi kinerja produksi PHM di WK Mahakam. Namun, ke depan, hal yang harus kita cermati dan menjadi keprihatinan bersama adalah dampak penurunan harga minyak mentah dunia, terhadap permintaan produksi migas kami,” katanya.

Sebagaimana diketahui harga minyak mentah dunia telah anjlok dan pernah mencapai  30 dolar AS per barel, sebagai akibat dari banjir pasokan di pasar ditambah lemahnya permintaan global buntut pandemi.

Baca juga : Pertamina Tambah Bantuan Untuk Pengungsi Gunung Merapi

Agus berharap, dalam situasi lemahnya permintaan ditambah harga minyak mentah dunia yang rendah, pemerintah bersedia memberikan insentif terhadap industri hulu migas demi mengurangi tekanan.

Sejauh ini, meski mengelola wilayah kerja migas yang telah berada pada fase penurunan produksi secara alamiah, PHM senantiasa berusaha keras untuk dapat memberikan kontribusi yang baik bagi penerimaan negara.

PHM terus berjuang untuk menghasilkan cost efficiency, melalui berbagai inovasi terutama dalam kegiatan pengeboran dan pemeliharaan sumur.

Penghematan ini akan menurunkan pula biaya-biaya yang harus dibayarkan kembali oleh negara kepada kontraktor (cost recovery), yang hingga September 2020 nilai optimasi itu mencapai 303,85 juta dolar AS.

Baca juga : BPSDM Perhubungan Dorong Inovasi dan Teknologi Saat Pandemi

Pada 2020, PHM menargetkan akan mengebor 79 sumur tajak, dan 1 sumur eksplorasi (South Peciko), hingga akhir September 2020 telah dibor sebanyak 63 sumur tajak dan 1 sumur eksplorasi.

Banyaknya jumlah sumur yang dibor merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia, karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah semakin marjinal.

Sebagai perbandingan, pada 2019 PHM mengebor sebanyak 127 sumur tajak dari target 118 sumur.

Hal yang patut dibanggakan adalah kemampuan para engineer di PHM membuat berbagai inovasi untuk mempersingkat durasi pengeboran dan menghemat biaya.

Baca juga : BI Dan Singapura Perpanjang Kerja Sama Keuangan Bilateral

Untuk aktifitas well services, pada 2020 PHM menargetkan 4.178 kegiatan dan telah diselesaikan 3.595 pekerjaan. Untuk well workover, dari target 69 pekerjaan, telah terselesaikan 59 pekerjaan.

Sebagai perbandingan, pada 2019, PHM melaksanakan 6.948 pekerjaan pemeliharaan sumur. Dalam hal ini PHM berhasil mengembangkan berbagai teknik, seperti: penyelesaian sumur (completion) tanpa menggunakan rig (rigless), yang berhasil menurunkan keseluruhan biaya sumur.

Sebagai bentuk partisipasi dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19, PHM juga menyalurkan secara bertahap berbagai bantuan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi melalui cabang-cabang Palang Merah Indonesia (PMI) maupun pemerintah daerah setempat. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.