Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BI & Ekonom Kompak Pangkas Pertumbuhan Ekonomi 2019

Jumat, 23 November 2018 15:19 WIB
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo (Foto: IG #dodybudiwaluyo)
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo (Foto: IG #dodybudiwaluyo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rezim suku bunga tinggi yang mulai berjalan bakal berdampak ke pertumbuhan ekonomi nasional. Bank Indonesia (BI) berencana menurunkan target pertumbuhan ekonomi di 2019.

Baca juga : Bisnis Properti Butuh Obat Kuat

Menurut Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, salah satu pendorong tingginya suku bunga domestik lantaran gejolak ekonomi dunia yang belum juga surut. Mengacu pada kondisi tersebut, BI berniat memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2019, meskipun proyeksi pertumbuhan nantinya tidak akan jauh berbeda.

Baca juga : Luhut Dan Brodjo Tepis Asing Bakal Jajah UMKM

 "Kisarannya lebih rendah. Sebelumnya, BI memperkirakan ekonomi akan tumbuh dalam kisaran 5,1-5,5 persen,  di 2019 lebih kecil sedikit, tapi masih dalam rentang yang tidak jauh berbeda," ucapnya.  Ia enggan menyebut angka proyeksi terbaru pertumbuhan tahun depan. Katanya, BI akan mengumumkannya saat Pertemuan Tahunan BI dalam waktu dekat. "Untuk outlook kami putuskan ditunda pengumumannya. Kita tunda sampai pertemuan tahunan BI di 27 November 2018," tambahnya.

Baca juga : Jokowi: Kebijakan Investasi Dievaluasi Secara Berkala

Meski begitu, diakui Dody, kenaikan suku bunga hingga 175 basis poin (bps) tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini. Di mana prediksi pertumbuhan ekonomi 2018 masih di kisaran 5,1 persen.  "Rezim suku bunga tinggi nantinya akan berpengaruh terhadap investasi. Dunia usaha akan menahan diri untuk berinvestasi. Hal itu lantas membuat impor juga akan turun dalam neraca transaksi berjalan. Namun penurunan itu tidak bersifat positif lantaran disebabkan turunnya kegiatan ekonomi," cetus Dody. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.