Dark/Light Mode

Kekuatan Pasar Domestik Digenjot Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Kamis, 19 November 2020 11:52 WIB
Kekuatan Pasar Domestik Digenjot Untuk Jaga Ketahanan Pangan

 Sebelumnya 
(2) Pendampingan kepada petani untuk menerapkan good practice agriculture,

(3) Kemudahan akses pemberian kredit dari lembaga keuangan,

(4) Jaminan pembelian hasil petani oleh perusahaan pembina (off taker). Keberadaan off taker tersebut tidak hanya memberi pendampingan tetapi juga memberi jaminan pembelian atas hasil produksi dengan harga pasar.

Inclusive closed loop merupakan skema kemitraan antar-stakeholder terkait yang saling menguntungkan dari hulu sampai hilir,” jelasnya.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendominasi sektor pertanian dan pangan, dengan proporsi hampir mencapai 52 persen.

Baca juga : Hari Ini Latihan Perdana, Timnas Indonesia U-19 Genjot Ketahanan Fisik

Para pelaku usaha di sektor pertanian tersebut menghadapi kendala seperti kepemilikan lahan sempit atau merupakan nelayan kecil dan buruh nelayan di sektor perikanan.

“Mereka juga menghadapi rantai pasok komoditas yang rumit dan panjang sehingga kerap menekan harga petani atau nelayan,” katanya.

Menurut Teten, untuk memberdayakan para petani dan mencapai ketahan pangan, Kementerian Koperasi berusaha mendorong penguatan kelembagaan petani, nelayan dan peternak dalam sebuah koperasi modern sehingga nantinya bisa mencapai skala ekonomis. Koperasi modern tersebut nantinya akan mengadopsi konsep corporate farming (korporatisasi pangan).

“Ada delapan komoditas yang sedang dijajaki penguatan kelembagaannya,” kata Teten mengungkapkan.

Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, sejauh ini masih ada disparitas harga sejumlah pangan yang cukup besar di sejumlah daerah, khususnya daerah-daerah terpencil, yang disebabkan tidak seimbangnya pasokan dan produksi serta tingginya biaya logistik.

Baca juga : Dubes AS Sung Kim Serahkan 83 Ventilator Untuk RS Jawa Tengah

Pemerintah, kata dia, tidak tinggal diam untuk mengatasi disparitas harga pangan tersebut. Salah satu upaya untuk menekan disparitas harga pangan tersebut adalah dengan “Gerai Maritim” dengan memanfaatkan Tol Laut.

Gerai Maritim, kata Agus, merupakan kegiatan untuk mendistribusikan barang, khususnya barang Kebutuhan pokok dan barang penting ke daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal serta Perbatasan (3TP) dengan tujuan menurunkan atau mengurangi disparitas harga.

“Pemerintah memberi subsidi untuk ongkos angkutnya,” ujar dia.

Agus mengatakan, untuk mendukung peningkatan daya saing produk pangan, Kementerian Perdagangan telah memiliki sejumlah program dalam jangka pendek dan menengah.

Kebijakan jangka pendek antara lain kemitraan antara para pelaku usaha, Bangga Buatan Indonesia (BBI), dan pelatihan kepada UMKM.

Baca juga : Manfaat Bahan Alami Untuk Kehamilan dan Pasca Persalinan

Adapun kebijakan jangka menengah di antaranya kebijakan stabilisasi harga, kebijakan pengendalian impor dalam mendukung subsitusi impor, memfasilitasi akses terhadap pembiayaan.

“Strategi lainnya pemanfaatan resi gudang dan juga pasar lelang komoditas,” kata dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.