Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Matangkan Pembentukan Holding BUMN Kesehatan
Pemerintah Ikuti Tren Layanan Global
Selasa, 24 November 2020 06:26 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi memastikan rencana pembentukan holding kesehatan jalan terus. Sebab, hal itu merupakan tuntutan pasar dunia.
Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN, Aditya Dhanwantara belum bisa memastikan kapan proses pembentukan holding kesehatan, rampung.
Menurutnya, proses integrasi dan sinergi antara perusahaan BUMN tergabung dalam holding, membutuhkan waktu.
“Banyak yang perlu disiapkan. Perlu ditata dulu dan harus bisa bersinergi antar perusahaan,” ungkap Aditya dalam sebuah diskusi virtual, kemarin.
Dalam mengembangkan holding BUMN sektor kesehatan, Aditya membeberkan, Kementerian BUMN menetapkan lima pilar kerangka kerja.
Baca juga : Sabam Sirait: Semangat Juang Pahlawan Harus Jadi Kekuatan Hadapi Persaingan Global
Yaitu, nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi, dan pengembangan talenta.
Semua pilar itu diperlukan untuk memperkuat kemandirian farmasi dan ketahanan kesehatan.
Dia mengungkapkan, latar belakang kebijakan pemerintah ingin membentuk klaster kesehatan yakni mengikuti tren sektor kesehatan global dan penyakit.
“Konsumen itu memerlukan suatu solusi yang lebih menyeluruh,” ungkapnya.
Sebab itu, lanjutnya, industri farmasi tidak lagi hanya sebatas pada pengobatan dan pencegahan, melainkan harus mulai merambah kepada pelayanan kesehatan.
Baca juga : Tingkatkan Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Terus Genjot Pemberian Stimulus
Ekonom Institute for Development of economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, urgensi dari pembentukan holding BUMN sebetulnya agar peran BUMN bisa optimal.
Sinergi antar BUMN memang diperlukan untuk mendukung tercapainya program pemerintah.
“Jika tidak ada holding, maka antar BUMN jadi terkesan saling bersaing. Padahal mereka bekerja atau bergerak di dalam bidang yang sama,” jelas Bhima dalam acara yang sama.
Bhima mengingatkan, pembentukan holding jangan tergesa-gesa.
Dibutuhkan kehati-hatian, apalagi untuk mengsinergikan sektor farmasi dan rumah sakit. Soal penunjukan PT Biofarma (Persero) sebagai induk holding farmasi, menurut Bhima, sudah tepat.
Baca juga : Ini Tantangan Pembangunan Sektor Kesehatan Di Papua
Namun, dia meminta, wacara holding BUMN farmasi dan holding rumah sakit dibuat satu menjadi holding BUMN kesehatan, perlu pertimbangan matang. Pasalnya, keduanya menjalankan peran yang berbeda.
Dia menyarankan, Kementerian BUMN belajar dari negara yang sudah sukses menjalankan holding.
Bahkan, jika tidak memungkinkan dibentuk holding BUMN kesehatan, lebih baik holding rumah sakit dan Farmasi, berjalan sendiri-sendiri. Misalnya, di Malaysia.
Di negeri jiran itu holding farmasi dan rumah sakit tidak digabungkan menjadi kesehatan. [JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya