Dark/Light Mode

RUPSLB Krakatau Steel

Obligasi Wajib Konversi Rp 3 T Diterbitkan, Silmy Karim Tetap Direktur Utama

Selasa, 24 November 2020 16:04 WIB
RUPSLB Krakatau Steel Obligasi Wajib Konversi Rp 3 T Diterbitkan, Silmy Karim Tetap Direktur Utama

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melaksanakan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) pada haru ini, Selasa (24/11).

RUPSLB ini terdiri dari dua mata acara. Pertama, permohonan persetujuan penerbitan obligasi wajib konversi sebesar Rp 3 triliun melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“PMTHMETD”), dalam rangka melaksanakan amanat pemerintah Republik Indonesia.

Hal ini sangat terkait dengan investasi pemerintah dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional, yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020, serta Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2020.

Baca juga : Remnya Anies Dioprek-oprek Airlangga Cs

Kedua, RUPSLB juga mengagendakan perihal perubahan Pengurus Perseroan.

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengatakan, investasi pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional ini, merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap industri baja nasional.

Dampak multiplier-nya yang cukup signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga : KUR Online BRI Bantu Pengusaha Konveksi Tingkatkan Skala Usaha

Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kegiatan operasional dan produksi di industri baja hulu, industri baja hilir dan industri pengguna. Sehingga, kegiatan tersebut turun 30 sampai dengan 50 persen, karena rendahnya permintaan dan kemampuan modal kerja yang terbatas.

"Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh industri baja nasional," kata Silmy.

Pada kuartal I 2020, permintaan terhadap produk HRC/CRC (Hot Rolled Coil/Cold Rolled Coil) turun 40-50 persen dengan utilisasi 15-35 persen. 

Baca juga : Tok, RUPSLB BRI Sahkan Sunarso Jadi Direktur Utama BRI

Untuk produk Wire Rod, utilisasinya hanya 20-25 persen. Sedangkan baja lapis seng, utilisasinya sebesar 10-20 persen. Baja lapis aluminium seng juga mengalami penurunan permintaan sebesar 20-30 persen, dengan tingkat utilisasi 20-40 persen.

"Akibat turunnya permintaan, operasional industri baja nasional banyak yang terpukul, dan mengalami kesulitan cashflow,” tutur Silmy.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.