Dark/Light Mode

Genjot Making Indonesia 4.0

Menperin Bidik Investor Asing

Rabu, 6 Maret 2019 12:12 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto (ketiga dari kiri), didampingi Menteri ESDM, Ignasius Jonan (ketiga dari kanan) dan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua dari kanan) saat melakukan pencanangan industri hilirisasi batubara menjadi urea, dimenthyl ether (DME) dan polypropylene di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Minggu (3/3). (Foto: IG @airlanggahartarto4.0)
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto (ketiga dari kiri), didampingi Menteri ESDM, Ignasius Jonan (ketiga dari kanan) dan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua dari kanan) saat melakukan pencanangan industri hilirisasi batubara menjadi urea, dimenthyl ether (DME) dan polypropylene di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Minggu (3/3). (Foto: IG @airlanggahartarto4.0)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah tengah mendorong peningkatan investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) untuk mendorong pertumbuhan industri sekaligus menyiapkan diri menyambut era Revolusi Industri 4.0. 

“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritasnya itu menarik investasi, terutama investasi asing. Karena masuknya mereka diharapkan bisa memberikan transfer teknologi ke perusahaan lokal,” ungkap Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, kemarin. 

Baca juga : MLM Sering Didompleng Pelaku Investasi Bodong

Airlangga menjelaskan, peningkatan investasi industri sangat penting dan memiliki nilai strategis. Antara lain untuk menumbuhkan industri substitusi impor dan juga yang berorientasi pada ekspor. 

Selama ini, lanjut Airlangga, pemerintah terus berupaya memfasilitasi kemitraan antara perusahaan global dengan pelaku industri lokal. Langkah ini diharapkannya dapat terjadi transfer teknologi dan peningkatan pengetahuan pekerja Indonesia. 

Baca juga : Pupuk Indonesia Perkuat Jaringan Distributor & Kios

Airlangga mengungkapkan, peningkatan investasi khususnya di sektor industri manufaktur, selama ini membawa dampak positif, memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian. 

Misalnya, pengoptimalan pada nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa dari ekspor. Contohnya, pembangunan industri hilirisasi di Morowali yang mengubah nickel ore menjadi stainless steel
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.