Dark/Light Mode

Program Efisiensi Sukses

Krakatau Steel Raup Laba Operasi Rp 1,026 Triliun

Rabu, 2 Desember 2020 06:01 WIB
Kinerja Krakatau Steel makin kinclong walau pandemi
Kinerja Krakatau Steel makin kinclong walau pandemi

RM.id  Rakyat Merdeka - Program efisiensi yang dilakukan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, menuai capaian positif. 

Di bawah kepemimpinan Silmy Karim, sebagai Direktur Utama, Krakatau Steel mampu meraup laba operasi sebesar 72,67 juta dolar AS atau setara Rp 1,026 triliun pada Kuartal III-2020. 

“Program efisiensi biaya yang dijalankan Krakatau Steel berperan penting dalam memperbaiki kinerja,” ujar Silmy dalam keterangan persnya, di Jakarta kemarin. 

Krakatau Steel mencetak pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) positif sebesar 55,99 juta dolar AS, atau sebesar Rp 790.578.800.000. 

Baca juga : Teken Emisi Gas, RI Bakal Dapat Kucuran Rp 1,562 Miliar

EBITDA meningkat signifikan bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Di mana perusahaan minus 40,51 juta dolar AS atau minus Rp 572 miliar. 

“Transformasi dan restrukturisasi Krakatau Steel yang dilakukan di segala lini hingga ke seluruh anak perusahaan, telah menunjukkan hasil yang baik,” ucap Silmy. 

Dia menerangkan, program efisiensi yang dijalankan Krakatau Steel berperan besar dalam raihan kinerja positif ini. 

Hingga Kuartal III-2020, Krakatau Steel telah menurunkan biaya operasi setiap bulannya hingga 50 persen. 

Baca juga : Obligasi Wajib Konversi Rp 3 T Diterbitkan, Silmy Karim Tetap Direktur Utama

Disebutkannya, efisiensi biaya operasi yang dilakukannya antara lain melalui penurunan biaya energi sebesar 41 persen, biaya utility 21 persen, biaya consumable 51 persen. 

Dan biaya spare part 60 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Krakatau Steel juga berhasil menurunkan cash cycle dari 82 hari menjadi 62 hari, sebagai upaya untuk memperbaiki arus kas. 

“Segala upaya yang kami lakukan ini membuat Krakatau Steel mampu bertahan, di tengah kondisi perekonomian nasional yang terganggu akibat pandemi Covid-19,” imbuh Silmy. 

Silmy melihat, sudah ada sinyal perbaikan industri baja, salah satunya ditandai dengan kenaikan harga baja internasional. 

Baca juga : Tangani Covid, Pertamina Sudah Rogoh Kocek Lebih Dari Rp 1,5 Triliun

Menurut World Steel Dynamics, 23 Oktober 2020, harga baja internasional untuk produk Hot Rolled Coil (HRC) di Kuartal IV-2020 mengalami peningkatan 27,1 persen, dibandingkan dengan harga di kuartal II- 2020. 

Hingga saat ini pasar baja sudah recovery sebesar 80 persen.“Hal ini memberikan keyakinan bahwa di Kuartal II tahun depan, pasar baja domestik akan kembali pulih seperti sebelum masa pandemi,” pungkas Silmy. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.