Dark/Light Mode

Kelebihan Permintaan 2,5 Kali

Obligasi Dan Sukuk Mudharabah WIKA Laris Manis

Kamis, 3 Desember 2020 15:36 WIB
Gedung WIKA. (Foto: ist)
Gedung WIKA. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Obligasi & Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Tahap I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) senilai Rp 2 triliun laris manis. Terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 2,5 kali.

Direktur Keuangan WIKA, Ade Wahyu mengatakan, Obligasi & Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Tahap I itu memiliki tenor 3, 5 dan 7 tahun dengan kupon masing-masing secara berturut-turut 8,60 perse 9,25 persen dan 9,85 persen. 

“Ini menunjukkan masih tingginya minat dan kepercayaan para investor, saat dan pasca pandemi untuk berinvestasi pada WIKA yang diproyeksi akan semakin positif pada 2021 mendatang,” ujarnya, Kamis (3/12).

Baca juga : MA Sebut Nurhadi Tak Punya Wewenang Pembinaan Karier Hakim, Kuasa Hukum Merasa Di Atas Angin

WIKA juga bersyukur telah dipercaya oleh para investor dalam penawaran Obligasi & Sukuk yang ditujukan untuk refinancing  komodo bonds dan alokasi kebutuhan modal kerja. Capaian di atas menunjukkan kepercayaan para investor yang kuat terhadap WIKA dan infrastruktur di Indonesia serta keyakinan akan prospek Obligasi & Sukuk Berkelanjutan Tahap I. 

“Dengan model bisnis yang terintegrasi serta profil risiko yang terdiversifikasi WIKA siap mendukung Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia serta pemulihan ekonomi nasional (PEN),” katanya.

Kesuksesan penawaran Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan Tahap I ini, juga didorong oleh optimisme Perseroan mencapai target kontrak baru 2020 yang telah ditetapkan sebesar Rp 21,37 triliun. Hingga November, kontrak baru Perseroan telah mencapai Rp 18 triliun atau 84,22 persen dari target.

Baca juga : Kapolri Perintahkan Kasatwil Tindak Tegas Pelanggar Prokes

Adapun kontribusi kontrak baru terbesar secara berturut-turut berasal dari segmen Infrastruktur dan Gedung sebesar Rp 7,78 triliun, Energi dan Industrial Plant sebesar Rp 5,62 triliun, Industri Rp 4,10 triliun dan Properti sebesar Rp 509 miliar.

Raihan kontrak kontrak besar di antaranya berasal dari proyek Smelter Feronikel yang terletak di Sulawesi Tenggara sebesar Rp 5,39 triliun, Proyek lanjutan tol Serang Panimbang Rp 938 miliar dan Proyek Bendungan Ameroro, Sulawesi Tenggara sebesar Rp 538 miliar.

Saat ini, kata Ade, Perseroan juga tengah mengikuti beberapa proses tender proyek strategis yang tahun ini akan diumumkan dan kualifikasinya sesuai dengan portofolio, pengalaman, dan teknologi terkini yang digunakan oleh Perseroan. Diharapkan hal itu bisa menjadi pengungkitnya.

Baca juga : Risma Perintahkan Kader Kesehatan Surabaya Antisipasi Cuaca Ekstrem

Perseroan juga meyakini bahwa di tahun 2021 industri konstruksi di Indonesia akan kembali menggeliat seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi di Indonesia, sehingga Perseroan yakin akan tumbuh signifikan di tahun 2021. [DIT]

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.