Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Vaksin Dan UU Cipta Kerja Key Market Drivers 2021

Kamis, 10 Desember 2020 11:50 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Facebook)
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Program vaksinasi dan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) memberikan angin segar untuk perekonomian. Kedua hal tersebut diprediksi menjadi motor penggerak utama ekonomi tahun depan, yang diramal tumbuh 4 persen.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi rilis J.P. Morgan tentang optimisme perekonomian Indonesia 2021.

Menurut J.P. Morgan, perekonomian Indonesia diproyeksi tumbuh sebesar 4 persen. Pertumbuhan itu didukung oleh konsumsi sebesar 2,2 persen, investasi 1,2 persen, dan net ekspor sebesar 0,7 persen.

J.P. Morgan memproyeksi aliran dana asing akan kembali ke Indonesia. Hal itu didorong sentimen positif perkembangan vaksin yang disebutnya sebagai key market drivers. Serta, didorong pengesahan omnibuslaw UU Ciptaker. Pengesahan regulasi itu merupakan reformasi kebijakan terbesar sejak 1998. Yang tujuannya antara lain memang untuk mendorong Foreign Direct Investment (FDI) dan transformasi Indonesia menuju ke negara manufaktur di Asia dan hub technology.

Baca juga : Partai Emas Buka Lowongan Kerja Untuk Driver Ojol

Airlangga mengamini kehadiran vaksin memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian. Sebab, kehadiran vaksin memberikan harapan dan kepercayaan masyarakat.

“Sumber dari persoalan (ekonomi) adalah masalah kesehatan. Kepercayaan masyarakat untuk melakukan kegiatan (sosial dan ekonomi) menurun, sehingga game-changer-nya adalah vaksiniasi. Vaksinasi akan menyelesaikan 2 persoalan sekaligus, kesehatan dan kepercayaan publik untuk kembali beraktifitas dan berkegiatan sosial,” ujar Airlangga.

Airlangga menuturkan, hadirnya 1,2 juta vaksin merupakan keberhasilan Pemerintah dalam mendapatkan akses vaksin yang sudah dirintis sejak awal pandemi di Maret 2020 lalu.

Soal UU Ciptaker, Airlangga menjelaskan, UU Ciptaker merupakan reformasi struktural yang sudah lama ditunggu. Dan, diyakini sebagai akselerator pertumbuhan perekonomian Indonesia, yang salah satu tujuan utamanya untuk mendorong penciptaan lapangan kerja melalui pemberian kemudahan berusaha dan investasi.

Baca juga : RPP UU Ciptaker Harus Punya Target Investasi Jelas

“Penciptaan lapangan kerja sangat mendesak untuk direalisasikan. Ada 70 juta dari 130 juta angkatan kerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal,” ungkapnya. Selain itu, lanjut Airlangga, Indonesia memiliki potensi Bonus Demografi dalam 10 hingga 15 tahun ke depan. Sehingga, peningkatan investasi sangat penting untuk penciptaan lapangan kerja.

Saat ini penyusunan peraturan pelaksanaan dari UU Ciptaker tengah dikebut Pemerintah. Namun demikian, dipastikan Airlangga, Pemerintah membuka partisipasi masyarakat dan stakeholders dan seluas luasnya dalam memberikan masukan.

Airlangga mengapresiasi terjalinnya kerja sama yang kuat antara parlemen dan Pemerintah dalam menyusun UU Ciptaker. “Kerja sama yang kuat menjadi kunci dalam keberhasilan pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja,” ungkapnya.

Pasar Saham Tumbuh

Baca juga : Jadwal Vaksinasi Corona Di Minggu Ketiga Januari 2021

Selain pertumbuhan ekonomi, J.P. Morgan memproyeksikan pasar bursa Indonesia juga terus tumbuh positif. Hal itu didorong oleh kegiatan ekonomi yang mulai pulih kembali, dengan dukungan stimulus Pemerintah dan implementasi UU Ciptaker. Saat ini, ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren pemulihan setelah sempat terkontraksi sebesar -5,32 persen (YoY) pada triwulan kedua 2020, dan membaik pada triwulan ketiga menjadi -3,49 persen (YoY), atau tumbuh sebesar 5,5 persen (QtoQ).

Beberapa sektor yang diprediksi akan menjadi kunci pemulihan ekonomi adalah sektor keuangan, infrastruktur/industri, dan korporasi berbasis ekonomi digital sebagai katalisator jangka menengah. Indonesia diyakini akan mengalami booming ekonomi digital dan korporasi berbasis teknologi masa depan. Ekonomi internet Indonesia saat ini mempunyai kapasitas 50 miliar dolar AS yang terdiri dari 5 persen dari PDB dan lebih dari 10 persen kapitalisasi pasar saham, yang memiliki salah satu pertumbuhan tercepat di dunia. Saat ini, Indonesia merupakan rumah dari 5 unicorn (Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO) yang diyakini akan menjadi katalisator investasi sebagai the new economy.

Untuk menggenjot investasi, Pemerintah kini tengah mempersiapkan Lembaga Pengelola Investasi yaitu Sovereign Wealth Fund (SWF) yang diyakini dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk pembangunan proyek infrastruktur.

“Saat ini Pemerintah sedang finalisasi 3 RPP terkait SWF, yaitu RPP Lembaga Pengelola Investasi (LPI), RPP Modal Awal LPI dan RPP Perlakuan Perpajakan LPI. LPI akan mengelola investasi, sehingga akan meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola untuk jangka panjang, dalam rangka mendukung pembangunan secara berkelanjutan,” tutup Airlangga. [SRF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.