Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Generasi Muda Harus Tahu Kontribusi Sawit Bagi Ekonomi Indonesia

Rabu, 23 Desember 2020 19:03 WIB
(Foto: Ist)
(Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Generasi muda dinilai perlu mengenal lebih dalam tentang kelapa sawit. Pengenalan sawit bagi milenial penting agar mengetahui fakta kontribusi industri sawit di Indonesia.

Plt. Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Edi Wibowo menerangkan, komoditi sawit sangat berpengaruh besar bagi ekonomi di Indonesia. Bisnis ini menjanjikan bagi Indonesia, meski mengundang isu negatif dan kampanye buruk dari banyak negara-negara Eropa.

"Masyarakat muda perlu tahu bahwa sawit merupakan komoditas strategis nasional dengan tingkat urgensi yang tinggi bagi perekonomian domestik dan global," kata Edi dalam keterangan pers, Rabu (23/12).

Data Kementerian Pertanian mencatat, luas tutupan lahan sawit Indonesia pada 2019 mencapai 16,38 juta hektar dengan 41 persen dari total luas lahan tersebut dikuasai oleh rakyat Perkebunan Rakyat (PR) baik swadaya maupun plasma. Dengan lahan tersebut, Indonesia mampu memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) rata-rata setiap tahun sebanyak 45 juta ton. Tidak hanya itu, lebih dari 65 persen dari kebutuhan minyak sawit dunia ditopang dari produksi CPO Indonesia.

Baca juga : Kontraksi, Lahiran Di Kamar Mandi

"Dari 7 komoditas strategis perkebunan strategis, kelapa sawit merupakan komoditas unggulan nasional dalam mengembangkan dan menopang perekonomian nasional," ujarnya.

Hampir satu dekade, kelapa sawit telah menjadi penyumbang devisa ekspor terbesar nasional, bahkan telah memberikan kontribusi tertinggi pada tahun 2017 dengan sumbangan devisa mencapai 22,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 320 triliun. Dengan nilai tersebut, lebih dari 10 persen APBN bersumber dari kelapa sawit.

Tidak hanya itu, multifungsi dan zero waste kelapa sawit sebagai sumber pangan, produk-produk oleochemical, hingga energi terbarukan (biofuel) menjadikan kelapa sawit layak dipertimbangkan sebagai priority dan identity negara. "Bahkan, selama masa pandemi, kelapa sawit tetap jadi penyumbang devisa terbesar dengan sumbangan 13 miliar dolar AS," ungkapnya.

Dengan kontribusi yang cukup besar, wajar generasi muda banyak yang belum tahu dan menyayangkan industri ini. Sebab, masih banyak isu-isu negatif yang ditujukan kepada sawit, seperti deforestasi, penyebab kebakaran hutan, buruk bagi kesehatan, dan isu-isu lainnya.

Baca juga : Masuk Ke DPR Harus Clear, Wajib Bawa Surat Bebas Corona

"Apalagi isu negatif sawit secara terus menerus ini tidak didasarkan pada fakta-fakta objektif pada kondisi sekarang dan tidak pula murni ditujukan untuk membela kelestarian lingkungan dan kesehatan," katanya.

Selain tekanan dari luar negeri, tambahnya, kelapa sawit juga diserang dari dalam negeri oleh LSM antisawit. Maraknya atribut negatif yang dilekatkan terhadap kelapa sawit akibat dari isu-isu yang tidak berdasarkan fakta objektif. Dampak dari penyebaran isu tersebut yakni munculnya persepsi negatif dari masyarakat, baik secara domestik maupun global.

CEO dan Chief Editor Wartaekonomi Muhamad Ihsan mengakui, berbagai lembaga yang tidak setuju dengan keberadaan dan kemajuan industri kelapa sawit memberikan label no palm oil.

"Isu yang dibangun terhadap publik menjelaskan dampak negatif kelapa sawit, lebih kepada isu politis atau perang dagang yang disusun Uni Eropa untuk mengurangi penggunaan kelapa sawit dengan menggunakan minyak nabati alternatif yang diproduksi di sana," imbuh Ihsan.

Baca juga : Genjot Investasi, Mendag Prancis Kunjungi Indonesia

Pastor Felix Amias MSC, mengaku sudah hidup lama di lingkungan kelapa sawit di daerah Merauke. Dia mengaku, industri sawit membawa perubahan baik di Merauke khususnya ketika perusahaan industri kelapa sawit mulai berkembang di tanah papua. "Dimulai dari sistem transportasi yang mulai terbentuk, tingkat sosialisasi warga papua dengan masyarakat Indonesia di berbagai wilayah dan pendidikan yang terbangun," ujar Felix. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.