Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- 5 Profesor Hingga Mantan Petinggi Komnas HAM Bela Firli Di Sidang Praperadilan
- BPIP Ajak Pemkab Dan Masyarakat Gunungkidul Cegah Stunting
- Relawan Prabowo Rabu Biru Untuk Indonesia Luncurkan 2 Mobil Rumah Sehat Keliling
- Ini Kunci Pesut Etam Kokoh Di Puncak Klasemen
- Survei ASI: Ganjar-Mahfud Tempel Prabowo-Gibran, AMIN Paling Buncit

RM.id Rakyat Merdeka - Grafik kasus korupsi sedang menanjak. Dalam dua pekan terakhir, ada dua menteri dan dua kepala daerah yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kenaikan kasus korupsi ini sudah seperti kasus Corona, yang angkanya terus meroket.
Dalam dua pekan terakhir, angka kasus Corona memang terus menanjak. Kemarin, terjadi penambahan kasus sebanyak 6.089 orang. Dengan penambahan ini, jumlah kasus kumulatif sudah mencapai 575.796 orang.
Jumlah yang meninggal juga terus bertambah. Per kemarin, ada tambahan 151 pasien meninggal, sehingga totalnya menjadi 17.740 orang.
Baca juga : Ironi Korupsi Bansos
Kabar baiknya, yang sembuh juga terus bertambah. Kemarin, 4.322 pasien dinyatakan sembuh, sehingga totalnya menjadi 474.771 orang.
Nah, kasus korupsi juga sama, menanjak. Diawali OTT terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang dilakukan, Kamis (26/11), setelah itu KPK “ngebut”. Sehari berselang, Jumat (27/11), KPK kembali melakukan OTT. Kali ini, terhadap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna.
Selanjutnya, Kamis (3/12), giliran Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo yang ditangkap KPK. Yang teranyar, Jumat (4/12), KPK melakukan OTT terhadap pejabat Kementerian Sosial, yang kemudian menetapkan Menteri Sosial Juliari P Batubara sebagai tersangka dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos) Covid-19.
Baca juga : Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Mensos Menyerahkan Diri
Naiknya kasus korupsi juga sejalan dengan persepsi publik yang tergambar dalam hasil riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang dirilis kemarin. Survei ini dilakukan 29 November 2020 sampai 3 Desember 2020, dengan wawancara via telepon terhadap 2 ribu responden. Margin of error survei sebesar plus minus 2,2 persen.
Pertanyaan dalam survei itu: Apakah dalam 2 tahun terakhir tingkat korupsi menurun, meningkat atau tidak mengalami perubahan? Hasilnya, 45,6 persen responden menganggap, korupsi meningkat.
"Banyak masyarakat, bahkan hampir 50 persen, menyatakan korupsi meningkat. 23 persen warga mengatakan korupsi menurun, dan 30,4 persen menganggap korupsi tidak mengalami perubahan," terang Direktur LSI Djayadi Hanan, dalam konferensi pers secara virtual, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya