Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Akhir Tahun ALFI

Kendala Industri Logistik 2020, Pandemi Corona Dan Kelangkaan Peti Kemas

Jumat, 25 Desember 2020 17:28 WIB
Peti kemas kontainer di pelabuhan. (Foto: Ilustrasi)
Peti kemas kontainer di pelabuhan. (Foto: Ilustrasi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mencatat ada sejumlah persoalan dalam industri logistik Tanah Air pada tahun 2020.

Catatan pertama, yakni tak ada yang menyangka di tahun ini hampir seluruh negara di dunia terdampak oleh virus Covid-19. Gejolak yang bersumber dari sektor kesehatan merembet melumpuhkan perekonomian karena menekan kinerja sisi demand and supply.

Padahal biasanya, kata Yukki, selama 10 tahun terakhir gejolak ekonomi dunia umumnya bersumber dari sektor keuangan, energi maupun perdagangan. "Kondisi tersebut mengkhawatirkan karena perekonomian dunia belum berpengalaman menangani Covid-19," ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (25/12).

Baca juga : Catatan Akhir Tahun Hak Anak Indonesia, Saat Pandemi

Namun, Yukki melihat sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia kini optimistis dengan komitmen menerapkan protokol kesehatan agar perekonomian kembali membaik. "Kita harus optimistis dan berusaha sekuat tenaga secara bersama-sama agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia mampu kembali bangkit pada tahun 2021," ujarnya.

Yukki yang juga menjabat Chairman Asean Federation of Forwarders Association (AFFA) itu menjabarkan, bahwa secara teori, anatomi resesi yang diakibatkan pandemi Covid-19 sangatlah berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya. Tidak semua sektor mengalami penurunan akibat Pandemi Covid-19. Adapun sektor yang justru mengalami pertumbuhan seperti sektor informasi dan teknologi (IT), komunikasi, kesehatan dan pertanian.

Bahkan sejak Agustus 2020, sektor-sektor tersebut justru alami pertumbuhan signifikan meskipun pada bulan-bulan sebelumnya sempat menghadapi tekanan imbas Covid-19. "Imbas Covid-19 juga telah mempengaruhi perilaku industri logistik di mana backward and forward linkage sektor logistik kepada industri sangat kuat. Ini artinya, jika ada penurunan atau kenaikan aktivitas industri, maka aktivitas logistik akan mengalami penurunan atau kenaikan yang lebih besar," tuturnya.

Baca juga : Hindari Virus Corona Dan Cuaca Ekstrem

Catatan kedua, tambah Yukki, pelaku usaha logistik dikejutkan dengan persoalan international shipment yang dipicu masalah kelangkaan peti kemas atau kontainer. Padahal selama ini, international shipment sangat dipengaruhi oleh perdagangan dari dan ke Amerika Serikat. Sementara di sisi lain, angkutan intra Asia dianggap kurang menguntungkan (shallow margin) sehingga secara urutan daya tarik angkutan adalah menuju Amerika Serikat, Eropa, baru kemudian Intra Asia.

Kelangkaan peti kemas juga dialami sejumlah negara di Asia termasuk Indonesia yang salah satunya akibat faktor menurunnya perdagangan global termasuk aktivitas ekspor Amerika Serikat. Hal itu mengakibatkan industri shipping global merasionalisasi biaya dengan melakukan pending shipment.

Yukki melihat persoalan tersebut semakin rumit saat importasi Amerika Serikta tidak diimbangi dengan kegiatan ekspornya. Sehingga mengakibatkan peti kemas eks impor tertahan di negara itu dan terjadi kelangkaan peti kemas secara global, termasul di Indonesia. Di sisi lain, wacana intervensi pemerintah untuk mengatasi masalah kelangkaan peti kemas tersebut kurang efektif apabila menggunakan insentif karena memerlukan biaya besar.

Baca juga : Wali Kota Bekasi Ingatkan Warganya Terapkan Protokol Kesehatan

"Namun, di balik semua tantangan dan persoalan yang telah sama-sama kita hadapi di sepanjang 2020, dapat diambil hikmahnya sebagai modal motivasi pelaku usaha khususnya di sektor logistik dalam melangkah pada tahun depan," ucapnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.