Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ngarep Pemerintah Tambahkan Plafon

Bank BUMN Pede Target KUR Tercapai 100 Persen

Rabu, 30 Desember 2020 06:37 WIB
Ilustrasi warga penerima KUR dari PT Bank Negara Indonesia. (BNI). (Foto : Humas BNI)
Ilustrasi warga penerima KUR dari PT Bank Negara Indonesia. (BNI). (Foto : Humas BNI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Pelat Merah pede, target penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2020 bisa tercapai. Capaian positif itu diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah menambah plafon anggaran untuk program tersebut.

Saat ini realisasi KUR per 14 Desember mencapai 94,79 persen atau sekitar Rp 180,10 triliun dari target total sebesar Rp 190 triliun. Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Mucharom mengatakan, pihaknya tinggal selangkah lagi mencapai target penyaluran KUR mencapai 100 persen.

“Hingga 23 Desember 2020, KUR yang disalurkan perseroan mencapai Rp 21 triliun. Atau hanya sedikit di bawah plafon yang diberikan pemerintah, sekitar Rp 22 triliun. Plafon yang tersisa itu kami upayakan dapat terserap maksimal,” ungkap Arom, sapaan akrab Mucharom, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sejak pandemi, Arom menjelaskan, perseroan fokus pada penyaluran KUR ke sektor pertanian. Sektor ini merupakan salah satu usaha yang paling , serta memberikan dampak yang paling besar kepada penerima KUR.

Baca juga : Pemerintah Afghanistan Minta Indonesia Jadi Mediator Perdamaian

Selain ke pertanian, sambung Arom, BNI juga fokus menyalurkan kredit ke pelaku-pelaku usaha yang telah menemukan solusi dalam menjalankan bisnis di tengah pandemi. Dan memiliki keinginan untuk terus mengembangkan bisnisnya.

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Aestika Oryza Gunarto juga optimistis, pihaknya mampu memenuhi target penyaluran KUR yang diberikan Pemerintah, sebesar Rp 140 triliun.

“Strateginya, kami terus memaksimalkan penggunaan aplikasi proses kredit secara digital melalui BRISpot, optimalisasi referal dari agen BRLink. Serta, partnership dengan fintech (financial technology) maupun E-commerce,” katanya kepada Rakyat Merdeka.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyebutkan, berdasarkan data terakhir BRI, realisasi penyaluran KUR sudah mencapai 98 persen. Sehingga, untuk memenuhi target 100 persen bukan hal yang sulit. “Pelaku usaha mikro pun sudah mulai kembali beroperasi. Pasti mereka membutuhkan pembiayaan modal kerja. Jadi sepertinya target akan terpenuhi. Kami agresif kok salurkan KUR,” ucapnya.

Baca juga : YLKI Minta Pemerintah Terapkan Standar Tes Antigen

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Josua Pardede mengapresiasi tingginya penyerapan KUR. Sebab, KUR merupakan akses keuangan yang bisa diserap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Hal ini tentu akan membantu pemulihan ekonomi nasional. Penyerapan KUR bisa mendorong konsumsi dan daya beli masyarakat. “KUR juga bisa menstimulasi dunia usaha. Apalagi, pinjaman modal lebih murah karena ada subsidi bunga,” ungkap Josua kepada Rakyat Merdeka.

Sayangnya, dia melihat, penyerapan KUR tahun ini tak seagresif tahun lalu. Hal itu terjadi karena pertengahan tahun, dunia usaha dihantam pandemi. Sehingga, pelaku usaha pikir-pikir lagi untuk mengambil kredit perbankan.

Namun, diharapkannya, penyalurannya bisa agresif lagi. Apalagi, ada program vaksinasi. Dia berharap, pemerintah meningkatkan target KUR tahun depan. Apalagi, pemerintah menargetkan pemulihan ekonomi tahun depan.

Baca juga : Menkop Teten : Penyerapan PEN UMKM Capai 70,37 Persen

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, realisasi penyaluran KUR sudah diberikan kepada 5,62 juta debitor. Ia optimistis, realisasi KUR akan capai target di akhir 2020.

Ia bilang, sejauh ini penyaluran KUR sangat baik. Hal ini tercermin dari tingkat rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) KUR hanya 0,63 persen, dengan total outstanding sejak Agustus sebesar Rp 222,38 triliun.

Meski begitu, ia tidak memungkiri bahwa penyaluran KUR sempat menurun tajam akibat Covid-19. Realisasi pada Maret 2020 hanya Rp 18,99 triliun. Dan, kembali menurun pada Mei, yang hanya Rp 4,76 triliun. Namun secara bertahap mulai kembali meningkat di November 2020 yakni mencapai Rp 23,33 triliun.

“Seiring perbaikan ekonomi dan stimulus ekonomi yang diberikan Pemerintah, telah mendorong meningkatnya permintaan. Bahkan, ada bank yang mengajukan tambahan plafon untuk mendukung recovery UMKM lebih cepat,” tutup Iskandar. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :