Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Survei Health Diplomats Dan Kantar

Mayoritas Konsumen Indonesia Inginkan Regulasi Soal Vape

Senin, 18 Januari 2021 16:53 WIB
Survei Health Diplomats Dan Kantar Mayoritas Konsumen Indonesia Inginkan Regulasi Soal Vape

 Sebelumnya 
Terpisah, Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengamini, edukasi soal HTPL masih kurang. "Edukasinya di kita minim sekali soal HTPL, termasuk vape," ujar Trubus saat dikontak, Senin (18/1).

Trubus bilang, kebanyakan masyarakat menganggap nikotin sebagai biang kerok penyebab penyakit. Padahal sebenarnya, tidak begitu. Nikotin hanya menyebabkan kecanduan. Yang membahayakan untuk kesehatan adalah tar.

Baca juga : Pembatasan Masuk Indonesia Dari Luar Negeri Sudah Tepat

"Ada salah persepsi di sini. Nikotin hanya membuat kecanduan, tapi tidak mematikan. Ada alternatif mendapatkan nikotin dari vape, dengan risiko lebih rendah," tutur Trubus.

Namun karena kurangnya edukasi, masyarakat masih menganggapnya berbahaya. "Vape selalu dilekatkan dengan rokok, dianggap membahayakan kesehatan. Ini merusak citranya," tegasnya.

Baca juga : Kecelakaan Kapal Di Korsel, 3 ABK Indonesia Hilang

Vape bisa berperan efektif dalam smoking reduction and smoking cessation. Berbagai penelitian sudah membuktikannya. "Beri edukasi soal itu untuk mengatasi kesalahpahaman terhadap isu-isu soal vape," saran Trubus.

Dia menilai, HTPL punya potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Pada 2018, produk ini menyumbang Rp 18 miliar ke kas negara. Setahun berikutnya, 2019 naik menjadi Rp 63 miliar.

Baca juga : Ini Jadwal Latihan Timnas Indonesia U-19 Selama TC di Spanyol

"Berarti penggunanya di Indonesia naik. Tapi karena nilainya masih di bawah satu persen, pemerintah belum bikin aturan atau regulasi," bebernya. Padahal, regulasi dinilainya penting untuk melindungi konsumen. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.