Dark/Light Mode

Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Himbara Kompak Sunat Bunga Kredit

Sabtu, 6 Maret 2021 07:10 WIB
Ilustrasi suku bunga kredit. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi suku bunga kredit. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Senada, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk turut memangkas suku bunga kreditnnya. Direktur Utama BNI Royke tumilaar membeberkan, di 2021 ini, untuk kredit Konsumsi non-KPr per 28 Februari 2021, SBDK BNI ditetapkan 8,75 persen telah turun dibandingkan akhir Desember 2020, yaitu 11,7 persen.

“Begitu juga untuk KPR ditetapkan 7,25 persen turun dibandingkan posisi akhir 2020, yaitu 10 persen,” jelas Royke di Jakarta, Selasa (2/3).

BNI juga menurunkan SBDK untuk kredit ritel menjadi 8,25 persen. atau lebih rendah dibandingkan posisi akhir Desember 2020, yaitu 9,8 persen.

Demikian dengan SBDK Kredit Korporasi yang ditetapkan menjadi 8 persen, atau turun dibandingkan posisi Desember 2020, yaitu 9,8 persen.

Baca juga : Jokowi Telepon Bahlil Tiap Hari

PT Bank mandiri (Persero) Tbk tak mau ketinggalan. Bank berlogo pita emas ini telah menurunkan SBDK untuk seluruh segmen dengan kisaran 25-250 bps.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi membeberkan, SBDK untuk segmen korporasi menjadi 8 persen, ritel menjadi 8,25 persen dan segmen mikro menjadi 11,25 persen. Sedangkan SBDK segmen konsumer untuk KPR turun menjadi 7,25 persen dan konsumer non KPR menjadi 8,75 persen.

“SBDK akan menjadi acuan suku bunga kredit kepada debitor. Suku bunga yang dikenakan kepada debitor akan memperhitungkan estimasi premi risiko, yang dapat berbeda-beda berdasarkan tingkat risiko kredit masing-masing debitor,” kata Darmawan di Jakarta, Kamis (4/3).

Sementara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, memberikan bunga untuk kredit korporasi 9,95 persen, kredit ritel 9,9 persen. Kredit konsumsi KPR 9,95 persen dan kredit konsumsi non-KPR 11,25 persen.

Baca juga : Pemulihan Ekonomi Nasional Tergantung Kinerja BUMD

“Kami juga sudah turun dan saat ini SBDK BTN di level yang hampir sama dengan bank BUmn lainnya. SBDK kredit korporasi dan ritel turun lebih dari 1,50 persen, SBDK kredit konsumsi turun sekitar 2 persen,” jelas Corporate Secretary BTN Ari Kurniawan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Chief Economist PT Bank Permata (Persero) Tbk Josua Pardede melihat, tren penurunan SBDK perbankan memang cenderung lambat. Umumnya perbankan beralasan, mereka tidak bisa cepat memangkas suku bunga, lantaran dipengaruhi meningkatnya risiko kredit.

Hal ini merupakan dampak penurunan aktivitas ekonomi dari sisi permintaan dan penawaran. Namun dia yakin, seiring makin menggeliatnya dunia usaha, sebagai respons positif program vaksinasi pemerintah, maka permintaan kredit modal kerja yang akan lebih dulu pulih.

“Kalau dilihat, suku bunga kredit modal kerja harusnya turun lebih banyak. ini mempertimbangkan bahwa permintaan kredit modal kerja yang akan cenderung pulih lebih awal. Dengan catatan, pemulihan ekonomi domestik berimplikasi pada meningkatnya permintaan kredit untuk modal kerja,” tutur Josua kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : KNKG Dibikin Ramping

Untuk diketahui, dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (18/2), bunga acuan Bi-7 Day Reverse Repo (repo rate) kembali dipangkas ke level terendah sejak krisis di 1998, yakni sebesar 150 basis poin (bps) menjadi 3,5 persen.

Sementara hingga Januari 2021, Bi mencatat pertumbuhan kredit masih dalam tren kontraksi atau minus 2,1 persen secara ta hunan (year on year/yoy). Hal ini dipastikan karena bunga kredit bank yang masih tinggi. Sehingga menjadi penghambat terkereknya kredit di sepanjang 2020. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.