Dark/Light Mode

Punya Nilai Ekonomis

35 Negara Sulap FABA Jadi Bahan Baku Infrastruktur

Jumat, 26 Maret 2021 20:52 WIB
Ilustrasi FABA diolah jadi batako. (Dok. PLN)
Ilustrasi FABA diolah jadi batako. (Dok. PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah negara sudah tidak lagi memasukan fly ash and bottom ash (FABA) sebagai jenis limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Limbah batu bara ini justru diolah dan dijadikan bahan baku infrastruktur.

Wakil Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro, mengatakan FABA mengungkapkan, setidaknya ada 35 negara yang menghapus FABA dari jenis limbah B3.

“Banyak negara yang sudah tidak memasukan FABA dari jenis limbah B3. Dinegara lain, FABA diolah jadi material semen, bahan baku jalan, industri cat dan lain-lain,” tutur Dharma Djojonegoro saat Webinar bertajuk“Peta Jalan Pemanfaatan FABA yang Ramah Lingkungan dan Multiplier Effect Bagi Perekonomian” yang diselenggarakan Energy and Mining Society (E2S), Jumat (26/3).

Bahkan lanjut Dharma, FABA digunakan untuk bahan beton, jalan, dan semen. “Korea Selatan nyaris semua FABA digunakan, sekitar 90 persen dimanfaatkan,” imbuhnya.

Baca juga : BGR Siap Jadi Juara Di Industri Logistik

Menurut Dharma, seiring perubahan peraturan. Adaro mulai menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan untuk melakukan penelitian, bagaimana memanfaatkan FABA.

Misalnya FABA digunakan untuk campuran beton, batako dan faving block. “Masih meneliti (FABA) untuk memperbaiki jalan tambang yang cepat rusak. Kami teliti juga untuk reklamasi dan lainnya,” kata dia.

Dharma optimistis, penggunaan FABA banyak sekali manfaatnya. Begitu aturannya keluar, pihaknya akan langsung implementasikan untuk jalan tambang.

“Akan sangat membantu menghabiskan FABA di dua PLTU yang dioperasikan Adaro, bisa langsung habis semua itu,”katanya.

Baca juga : Limbah Batu Bara Disulap Jadi Bahan Baku Konstruksi

Manager Environment PT Kaltim Prima Coal Kris Pranoto, mengatakan opsi pemanfaatan FABA merupakan opsi terbaik dalam mengelola timbunan FABA khususnya untuk lokasi yang jauh dari pemanfaat.

“Pemanfaatan FABA sebagai penudung material PAF di tambang dapat menjadi solusi jangka panjang hingga akhir penutupan tambang,” kata dia.

Peneliti fly ash and bottom ash (FABA) dan dosen Teknik Sipil Institut Teknologi 10 November Surabaya Januarti Jaya Ekaputri (Yani) melihat kehati-hatian pemerintah tentu memiliki maksud yang baik sehingga tidak sembrono dalam penggunaan FABA.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian terhadap tikus, penggunaan FABA tidak mematikan, bahkan tikusnya bertambah berat badan. Potensi pemanfaatan FABA juga dinilai cukup besar.

Baca juga : Mantap Nih! PLN Sulap Limbah Batu Bara Jadi Bahan Bangunan

Bahkan, lanjut Yani polymer merupakan salah satu produk yang 100 persen fly ash bisa mengganti semen. Pemanfaatan fly ash untuk mengganti semen juga terkait dengan isu lingkungan.

“Setiap satu ton semen yang dihasilkan menghasilkan satu ton CO2. Jadi semakin sedikit semen yang digunakan beton yang digunakan semakin ramah terhadap lingkungan,” kata dia yang juga Direktur Geopolimer Indonesia.

Untuk diketahui, penghapusan FABA dari jenis limbah B3 seperti yang tercantum dalam Lampiran XIV Peraturan Pemerintah turunan Undang-undang Cipta Kerja (PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang disahkan awal Februari 2021.

Menurut Yani, harus didukung dengan juknis dan juklak yang mempermudah pemanfaatan FABA. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.