Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wisata Halal Indonesia Belum Tergarap Optimal

Pengusaha Travel Muslim Minta Pemerintah All Out

Kamis, 11 April 2019 11:06 WIB
(Dari kiri) Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih, 
Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan CEO CrescentRating dan 
HalalTrip Fazal Bahardeen menjawab pertanyaan peserta dalam 
acara peluncuran GMTI 2019 di Jakarta, kemarin. (Foto : DOK HUMAS).
(Dari kiri) Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan CEO CrescentRating dan HalalTrip Fazal Bahardeen menjawab pertanyaan peserta dalam acara peluncuran GMTI 2019 di Jakarta, kemarin. (Foto : DOK HUMAS).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasar wisata halal mengalami pertumbuhan tercepat di dunia, termasuk di Indonesia. Tak heran, berbagai aspek di dalamnya, mulai dari kuliner, fesyen, akomodasi hingga travel halal ikut terdongkrak.

Meski begitu, besarnya potensi wisata halal yang ada di dunia, belum tergarap maksimal. Di 2026, kontribusi sektor pariwisata halal diramal melonjak hingga 35 persen, menjadi 300 miliar dolar AS (Rp 4.248,86 triliun) terhadap perekonomian global, meningkat dari 220 miliar dolar AS (Rp 3.115,83 triliun) di 2020.

Di saat itu, wisatawan Muslim secara global diprediksi akan tumbuh menjadi 230 juta wisatawan, yang mempresentasikan lebih dari 10 persen dari total wisatawan global secara keseluruhan.

Di Indonesia, meski jumlah penduduk Muslimnya terbesar di dunia yaitu mencapai 87 persen atau sekitar 222 juta orang, namun wisata halalnya masih belum digarap secara maksimal. Hal itu terlihat dari masih minimnya jumlah hotel atau daerah khusus wisata halal. Dalam program pemerintah saja, baru ada tiga kawasan yang memiliki destinasi wisata halal, yakni Aceh, Padang (Sumatera Barat), dan Lombok (NTB).

Diakui pemilik usaha travel wisata halal Adinda Azzahra, Priyadi Abadi, wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, kerap kali menemui kendala ketika ingin menginap di hotel yang berkonsep syariah.

Baca juga : Tarian dan Silat Meriahkan Sfax Children Book Fair

“Sekarang coba sebut hotel syariah yang ada di Jakarta? Sedikit sekali kan. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Yang paling dikenal masyarakat di Jakarta baru Hotel Sofyan, yang lainnya masih abu-abu. Padahal Indonesia sebagian besarnya merupakan penduduk Muslim,” ujarnya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Berbeda dengan negara minoritas Muslim seperti Spanyol, Korea Selatan dan Filipina, yang justru pemerintahnya lebih serius menggarap wisata halal, dengan membuat panduan perjalanan yang dapat memenuhi preferensi wisatawan Muslim. Serta membuat daftar restoran halal terbaik dan fasilitas ibadah terdekat, dengan standar dan kualitas yang profesional.

Namun dari segi makanan halal, Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. Adanya lembaga sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) cukup membantu wisatawan, dalam menemukan makanan yang dijamin kehalalannya.

Priyadi yang hampir 27 tahun berkecimpung di bisnis travel ini pun meyakini, potensi wisata halal masih sangat besar digarap di Indonesia. Karenanya, tingginya permintaan wisata halal di Indonesia perlu dimanfaatkan industri secara sigap.

Menurut dia, sejauh ini pemerintah sudah mendorong industri halal dengan baik, kendati belum all out. Karena memang hal tersebut bukan tugas pemerintah semata, tetapi juga semua pihak yang terkait. “Mungkin pemerintah bisa menerbitkan aturan atau payung hukum yang jelas bagi industri wisata halal, masa kita kalah sama Malaysia yang negaranya tak sebesar Indonesia,” ucapnya.

Baca juga : Penuhi Permintaan Pasar, Nelayan Diminta Berkoperasi

Berbicara soal potensi pelaku usaha di bisnis wisata halal, sambungnya, meskipun sudah bermunculan di Indonesia, memang tidak banyak yang fokus untuk wisata halal. Selama ini, kebanyakan travel wisata yang ada hanya menawarkan paket umrah dan haji.

“Tinggal bagaimana keseriusan membangun usaha ini, serta didukung pemerintah dan industri lain yang ada di dalamnya, seperti industri perhotelan, kuliner, fesyen dan lainnya. Karena produk turunan wisata halal ini sangat banyak,” tuturnya.

Priyadi pun memulai bisnis travel khusus Muslim ini pada 2010 dengan modal di bawah Rp 50 juta. Ia pun sukses meraup omzet ratusan juta per bulannya.

Rangking Satu

Untuk pertama kalinya, Indonesia berhasil meraih ranking pertama dari 10 destinasi wisata Muslim secara global di deretan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) seperti Turki, Arab Saudi, Maroko, Oman, Brunei Darussalam dan lainnya. Hal itu berdasarkan laporan dari Mastercard-CresentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Indonesia meraih skor 78, sejajar dengan Malaysia yang memperoleh skor yang sama. CresentRating merupakan otoritas terkemuka di industri wisata halal.

Baca juga : Pengusaha Busana Muslim Butuh Pelatihan Pemasaran

CEO Cresent Rating dan Halal Trip Fazal Bahardeen mengatakan, laporan GMTI itu menganalisis kesehatan dan pertumbuhan berbagai destinasi wisata ramah Muslim, berdasarkan kriteria yang meliputi akses, komunikasi, lingkungan dan layanan.

“Laporan ini diharapkan bisa membantu seluruh pemangku kepentingan negara, dalam menyusun perencanaan yang jelas dalam meningkatkan pasar ini,” ujarnya dalam pemaparan laporan GMTIbersama Mastercard di Jakarta, kemarin.

Menyoal ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya yang turut hadir di kesempatan tersebut mengatakan, Indonesia patut berbangga atas apa yang tertera dalam laporan tersebut. Menurutnya, pemerintah telah melakukan serangkaian investasi di industri pariwisata dan perjalanan.

“Serta pengembangan infrastruktur yang ramah wisatawan Muslim, tak hanya dari Indonesia tapi juga wisatawan asing.

Di 2019 ini, kita targetkan bisa menjadi industri wisata yang terbesar bukan hanya di deretan negara OKItapi global, dengan mencapai 20 miliar dolar AS (Rp 283,2 triliun),” imbuhnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.