Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kerek Penjualan
Produksi Mobil Desa Dipatok Capai 12 Ribu
Minggu, 14 April 2019 07:24 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Produsen mobil desa atau Alat Mekanik Multifungsi Pedesaan (AMMDes), PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) akan meningkatkan produksi 12 ribu unit pada 2020. Tahun ini produksinya 3 ribu unit per tahun.
Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reza Treistanto menuturkan, melalui AMMDes produktivitas petani dan juga industri kecil menengah (IKM) bisa semakin terdorong. Pasalnya terdapat 63 perusahaan lokal yang terkait dalam proses pembuatan AMMDes, ditambah efek dominonya yang juga bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
“AMMDes dijual juga beserta aplikasinya. Nah Aplikasinya ini dibuat oleh anak bangsa, mulai dari mesin pengolahan beras, pengolahan jagung, pengolahan kopi dan masih banyak lagi. Jadi multiplier effect-nya dapat dirasakan oleh semua,” ujarnya saat Workshop & Family Gathering Forum Wartawan Industri di Puncak, Bogor, Jumat (12/4).
Baca juga : TKN Kritik Pernyataan Prabowo Soal Dana Pensiun Untuk Koruptor
KMWI selaku produsen dari AMMDes mulai berencana menggenjot penjualan AMMDes di berbagai wilayah. Tingginya potensi penjualan dan juga banyaknya efek positif yang bisa dihasilkan dari hadirnya AMMDes di pedesaan menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memaksimalkan ragam jalur pemasaran yang dimilikinya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3 ribu unit per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020.
Perseroan membagi segmen pemasarannya menjadi dua bagian. Pertama adalah melalui pemerintah dan kedua adalah dengan menjualnya secara perorangan kepada masyarakat di desa. Sedangkan untuk penjualan langsung kepada masyarakat, KMWI melalui salah satu entitas usahanya, PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD).
Baca juga : Monoarfa Tak Bisa Dongkrak Partai Kabah
Puji menambahkan, di Indonesia terdapat 74 ribu desa, jika setiap desa melakukan pemesanan sebanyak 2 unit, tentu jumlahnya akan sangat signifikan. AMMDes merupakan solusi untuk mengurangi kesenjangan dari desa.
Direktur Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan fleksibilitas desain dan juga ketangguhan yang dimilki oleh AMMDes dapat dimanfaatkan oleh perangkat desa dan juga masyarakat untuk sama-sama mengurangi angka kematian ibu melahirkan.
“Teknologi yang ada di AMMDes sama dengan teknologi yang ada di kendaraan 4 WD (Wheels Drive). Sehingga memiliki kekuatan yang sangat cocok untuk menembus medan berat dan menjemput/mengantar ibu hamil ke rumah sakit terdekat. Jadi kita bisa bersama-sama mengurangi angka kematian ibu hamil,” katanya.
Baca juga : Gelaran Semasa Di Kota Tua Gaet Enam Ribu Pengunjung
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, AMMDes juga dilengkapi dengan sistem keamanan yang sangat baik, karena ke-empat bannya sudah dilengkapi dengan disc brake dan mampu melaju hingga 55 km/jam. Unit yang suku cadangnya didominasi oleh pabrikan dalam negeri ini juga dilengkapi dengan teknologi engine power take off (PTO), sehingga membuat unit tidak mudah slip saat berhadapan dengan medan licin.
Melalui AMMDes juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani di desa. Sifatnya yang multiguna membuat AMMDes memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh jenis mobil pedesaan lainnya.
Dia menambahkan, melalui AMMDes, petani dapat menikmati hasil tanamnya dengan lebih baik. Mengacu pada data riset Kemenperin di Sukabumi dan juga Cianjur, Jawa Barat, rata-rata ongkos angkut hasil bumi ke kota menghabiskan dana sekitar Rp 1,7 juta per bulan. Hal itu disebabkan oleh kecilnya ruang pengangkutan, maklum selama ini para petani menjual hasil taninya ke Kota menggunakan sepeda motor. [DIT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya