Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Vitamin BI Cocok, Rupiah Melesat

Kamis, 27 Mei 2021 09:51 WIB
Dolar dan rupiah. (Foto: ist)
Dolar dan rupiah. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini, nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat cukup tinggi. Rupiah menguat 0,25 persen di level Rp 14.300 per dolar AS, dibandingkan perdagangan Selasa (25/5) sore di level Rp 14.327 per dolar AS.

Berbeda dengan mata uang Garuda, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura turun 0,08 persen, dolar Taiwan minus 0,09 persen dan won Korea Selatan melemah 0,17 persen, yuan China turun 0,04 persen, dan ringgit Malaysia terkoreksi 0,02 persen.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,44 persen menjadi 90,042.

Baca juga : Banyak Vitamin, Rupiah Makin Perkasa

Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat tipis 0,03 persen ke level Rp 17.437, terhadap poundsterling Inggris juga naik 0,06 persen ke level Rp 20.184, dan terhadap dolar Australia juga menguat 0,01 persen ke level Rp 11.072.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, sikap BI yang memutuskan suku bunga acuan tetap di 3,5 persen, mungkin bisa memberikan sentimen positif ke rupiah. 

“Itu menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah karena perbedaan yield yang besar dengan dolar AS masih terjaga,” ujarnya, Kamis (27/5).

Baca juga : Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat Tipis

Namun, Ariston melihat, rupiah berpotensi bisa melemah hari ini mengikuti sentimen pasar yang mengkhawatirkan kenaikan inflasi di AS. Nilai tukar regional juga terlihat mengalami pelemahan terhadap dolar AS pagi ini. Indeks dolar AS terlihat menguat kembali ke atas angka 90 pagi ini setelah sebelumnya bergerak di kisaran 89. 

Ariston bilang, Bank Sentral AS akan bersiap mengubah kebijakan moneternya menjadi lebih ketat bila ada indikasi kenaikan inflasi tidak hanya untuk sementara saja. 

Inflasi AS berdasarkan indikator indeks harga konsumen telah naik di atas 2 persen selama dua bulan terakhir, Maret dan April (2,6 persen dan 4,2 persen).

Baca juga : Khawatir Inflasi AS, Rupiah Makin Lemes

"Bank Sentral AS menetapkan target inflasi 2 persen sebagai ukuran untuk menetapkan kebijakan moneter yang baru yang lebih ketat," imbuhnya.

Jumat ini, sambung dia, pasar menantikan data indikator inflasi AS lainnya yaitu Core PCE (Price Consumption Expenditures) Index April, untuk mengkonfirmasi isu kenaikan inflasi ini.

"Rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp 14.360 dengan potensi di kisaran Rp 14.300," tutup Ariston. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.