Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Habisin Anggaran Triliunan
Proyek Infrastruktur Harus Jadikan Rakyatnya Makmur
Senin, 31 Mei 2021 05:13 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ekonom mengamini pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut banyak proyek infrastruktur dibuat tanpa perencanaan matang. Antara lain, disinyalir hanya berorientasi untuk kepentingan pencitraan saja. Biar kelihatan kerja.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira melihat, infrastruktur tak memberikan dampak ekonomi untuk rakyat bukan hanya proyek kecil saja. Tetapi, proyek kakap yang menelan dana sangat besar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca juga : Menteri Teten: Koperasi Harus Jadi Solusi Pembiayaan Usaha Mikro
“Ada proyek menggunakan belanja modal yang besar, tapi tidak nyambung dengan tujuan efisiensi dalam mengatasi high cost economy. Hasilnya, tidak bisa dirasakan masyarakat dan negara,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Proyek itu, lanjut Bhima, antara lain pembangunan infrastruktur untuk integrasi konektivitas dan efisiensi dalam rangka menurunkan ekonomi berbiaya tinggi. Menurutnya, dari banyaknya proyek, biaya logistik hanya turun tipis ke 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). “Artinya, kalau ada pemerintah membangun infrastruktur misalnya jalan tol ratusan kilometer, tapi biaya logistik tidak turun patut, jadi tanda tanya,” sentil Bhima.
Baca juga : PGN Pastikan Pembangunan Infrastruktur Gas Sesuai Jadwal
Ia menyoroti kritik Presiden Jokowi soal masalah klasik pembangunan di daerah. Dia mensinyalir, maksud Presiden yakni pembangunan yang hanya mengedepankan branding suatu daerah dibandingkan manfaatnya.
“Bangun bandara besar biar kepala daerahnya dianggap punya legacy atau warisan, dianggap bekerja. Tapi ini kan salah total. Infrastruktur itu bukan bangun monumen, atau seremoni ground breaking tapi azas kebermanfaatan bagi ekonomi masyarakat,” ingat Bhima.
Baca juga : Kinerja Infrastruktur Bakal Menggeliat Lagi
Ia menilai, kalau pola pikir pengambil kebijakan hanya habiskan anggaran dan bangun infrastruktur, hasilnya tidak akan nyambung dan sesuai harapan.
Sementara, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, salah satu tujuan dari pembangunan infrastruktur yaitu mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya