Dark/Light Mode

Erick: 1.300 Pilot Dan Awak Kabin, Plus 2.300 Pegawai Garuda Tetap Dipertahankan

Rabu, 2 Juni 2021 15:32 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir bicara soal nasib pegawai Garuda Indonesia, terkait program pensiun dini yang dibuka hingga 19 Juni 2021.

Erick mengungkap, maskapai berlogo burung biru itu akan tetap mempertahankan total 3.600 pegawai Garuda.

"Dari hasil laporan yang saya dapatkan, kami tetap mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, serta 2.300 pegawai," kata Erick dalam keterangan video yang diterima RM.id, Rabu (2/6).

Baca juga : Jangan Khawatir, Seluruh Pilot Dan Awak Kabin Garuda Sudah 2 Kali Vaksin

"Negara lain, sudah dalam kondisi yang lebih parah dari Garuda. Jadi, kita patut bersyukur. Tinggal kita cari upayakan prosesnya, supaya Garuda bisa tetap sustain," imbuhnya.

Erick optimis, Garuda memiliki harapan untuk bisa bertahan. Karena Indonesia adalah negara kepulauan, dan memiliki pasar domestik yang kuat.

"Kita beda dengan Singapura, Qatar, dan Uni Emirat Arab karena luas wilayah negaranya yang sempit. Kalau kita, dari ujung ke ujung kan butuh waktu 6 jam. Jadi, kita punya potensi. Sepanjang kita punya bisnis model pasca pandemi yang baik," paparnya.

Baca juga : Hendardi: Alih Status Pegawai KPK Jadi ASN Tak Perlu Diperdebatkan

Erick menambahkan, bisnis model pasca pandemi ini, bukan cuma jadi amanat buat Garuda. Tetapi juga PLN dan Pertamina.

"Apalagi, sudah ada yang namanya mobil listrik. Nggak mungkin PLN atau Pertamina tetap sama," tandasnya.

Kebijakan pensiun dini ditempuh Garuda Indonesia untuk membebaskan diri dari jerat finansial. Saat ini, perusahaan yang dikomandoi Irfan Setiaputra itu memiliki utang 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp 70 triliun.

Baca juga : Menko Polhukam: Pers Pengawal Demokrasi, Kebebasannya Tak Boleh Dibatasi

Angka tersebut meningkat sekitar Rp 1 triliun setiap bulan, karena penundaan pembayaran kepada pemasok.

Dari catatan pendapatan Mei 2021, Garuda hanya memperoleh sekitar 56 juta dolar AS atau Rp 800,62 miliar. Sementara berbagai pos kewajiban yang harus dibayar, total jumlahnya lebih dari itu. Ada biaya sewa pesawat 56 juta dolar AS atau Rp 800,62 miliar,  serta perawatan pesawat, bahan bakar avtur  dan gaji pegawai yang masing-masing posnya membutuhkan biaya 20 juta dolar AS atau Rp 285,94 miliar. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.