Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pada akhir 2019 sampai awal 2020 sempat terjadi kemelut di perairan Natuna, terkait Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Saat itu, beberapa nelayan China masuk ZEE. Pemerintah China mengklaim, sebagian perairan Natuna milik wilayah mereka. Beruntung, dengan ketegasan pemerintah, kemelut itu mereda dan ZEE tetap milik Indonesia.
Presiden Direktur Rokan Group Rustian berharap, pemerintah terus tegas soal ZEE ini. Sebagai pihak yang ikut memperjuangkan perluasan ZEE, dia menegaskan, Indonesia harus terus mempertahankan wilayah itu. Sebab, ZEE amat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga : Ekonomi RI Menunjukkan Tren Positif Hingga Tahun Depan
“Dulu, perjuangan meluaskan ZEE dari 3 mil menjadi 12 mil sangat sulit. Makanya, kita harus menolak klaim Tiongkok tersebut,” kata Rustian, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (17/12).
Perjuangan memperluas ZEE yang dimaksud Rustian adalah dari 3 mil menjadi 12 mil. Saat itu, dia berjuang Menteri Luar Negeri periode 1978-1988 bersama Mochtar Kusumaatmadja.
Baca juga : Yusril Minta Kasus Sigi Segera Dibereskan
“ZEE harus dipertahankan. Karena di situ masa depan bangsa. Banyak sumber daya alam di dalamnya selain ikan,” jelas Rustian.
Rustian kemudian bercerita mengenai keikutsertaan dalam memperjuangkan perluasan ZEE. Awalnya, dia dipanggil Presiden Soeharto untuk membantu mengurusi transmigran dari Jawa ke luar Jawa dan melobi PBB agar Indonesia mendapat bantuan program “Rawan Pangan” di bawah World Food Program (WFP).
Baca juga : Fahri: UMKM Roda Penggerak Ekonomi, Harus Terus Diberi Peluang Dan Dibantu
Dalam perjalannya, dia juga diminta ambil bagian melobi perluasan ZEE ke negara-negara yang mempunyai hak veto di PBB, di luar China. Hal itu karena dia dekat dengan para pejabat PBB, lantaran banyak membangtu lembaga dunia tersebut dalam berbagai kepentingannya.
Lobi-lobi itu berjalan baik. “Atas keberhasilan perluasan ZEE ini membuat jumlah pulau yang dimiliki Indonesia bertambah dari 8.000 menjadi 17.000. Hal itu terjadi tahun 1982 saat bersama Menlu Mochtar di Genewa mampu menggolkan perluasan ZEE tersebut,” tandasnya. [KW]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya