Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Yield Obligasi AS Rontok, Rupiah Makin Joss

Kamis, 3 Juni 2021 10:24 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis. Rupiah menguat 0,06 persen di level Rp 14.271 per dolar AS dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp 14.280 per dolar AS.

Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak variasi terhadap dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,24 persen, dolar Taiwan naik 0,3 persen, ringgit Malaysia naik 0,06 persen. Singapura minus 0,01 persen, Kemudian, rupee India melemah 0,26 persen dan yen Jepang turun 0,08 persen.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya terakhir naik tipis 0,001 persen pada 89,907. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,01 persen ke level Rp 17.387, terhadap poundsterling Inggris turun 0,05 persen ke level Rp 20.187, dan terhadap dolar Australia menguat 0,08 persen ke level Rp 11.027.

Baca juga : Jelang Libur Hari Pancasila, Rupiah Malah Lemes

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, sepanjang hari ini, rupiah berpotensi bergerak di menguat, lantaran tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun melemah, membuat dolar AS juga akan terkoreksi.

"Rupiah setidaknya akan menguat terhadap dolar AS. Saat ini, yield sekarang terlihat bergerak di bawah 1,59 persen, mengikuti perubahan ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan moneter di AS," jelasnya, Kamis (3/6).

Menurut Ariston, pelaku pasar juga masih menunggu data tenaga kerja AS yang akan rilis malam ini waktu setempat. Jika hasilnya bagus, maka akan berpengaruh terhadap kebijakan moneter AS. "Ini bisa mendorong kenaikan yield obligasi AS kembali dan penguatan dolar AS," imbuhnya.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Malah Loyo

Ia memproyeksi, mata uang Garuda masih bergerak di rentang Rp 14.250 per dolar AS hingga Rp 14.300 per dolar AS.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, nilai tukar rupiah sampai akhir tahun masih lemah atau undervalued. Meski begitu, bank sentral akan tetap mengambil sejumlah langkah agar kurs rupiah tetap stabil.

Perry menjelaskan setidaknya ada tiga penyebab nilai tukar rupiah masih akan melemah. Inflasi rendah, membuat defisit transaksi berjalan rendah. "Kami memastikan BI akan terus mengupayakan agar rupiah stabil. Hingga kuartal pertama tahun 2021, rata-rata kurs rupiah berada di level Rp 14.264 per dolar AS," katanya saa rapat dengan DPR, Rabu (2/6).

Baca juga : Vitamin BI Cocok, Rupiah Melesat

Secara keseluruhan sepanjang 2021, Perry menilai, kisaran nilai tukar rupiah menunjukkan rentang yang masih lemah, yaitu di kisaran angka Rp 14.200 sampai Rp 14.600 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.