Dark/Light Mode

Utang PLN Bengkak Karena Getol Berinvestasi

Byar Pet Listrik Kini Makin Jarang Terjadi

Senin, 14 Juni 2021 06:11 WIB
Ilustrasi. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Ia mengusulkan, demi mengurangi utang, sebaiknya PLN melakukan renegosiasi dengan IPP (Independent Power Producer) untuk menunda pelaksanaan COD (Commercial Operation Date) pada pembangkit-pembangkit yang akan beroperasi secara komersial, atau melakukan renego­siasi pada tarif listrik.

“Intinya bagaimana ada relak­sasi. Kita lihat konsumsi listrik masih turun selama pandemi, tahun ini juga masih belum sepenuhnya pulih. Apalagi industri juga belum banyak yang meng­gunakan listrik secara normal,” sambungnya.

Executive Vice President (EVP) Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi mengamini, bahwa peningkatan utang memang sejalan dengan jumlah aset yang beroperasi.

Baca juga : Pertamina Pastikan Warga Sekitar Tidak Terdampak

Agung lalu bilang, perseroan telah melakukan berbagai in­vestasi khususnya untuk pembangunan infrastruktur ketenaga listrikan beberapa tahun terakhir dan ini berdampak positif pada berbagai sektor. Di mana total kapasitas pembangkit ter­pasang misalnya, meningkat dari semula hanya 55,5 GW pada 2015 menjadi 66,3 GW pada 2020.

“Pembangunan infrastruktur ini membuat pasokan daya listrik di seluruh Indonesia menjadi memadai dan siap mendukung gerak roda perekonomian dae­rah dan nasional,” kata Agung kepada Rakyat merdeka.

Selain itu, kegiatan rasio ele­ktrifikasi juga meningkat dari 88,3 persen di tahun 2015, dalam kurun lima tahun menjadi 99,2 persen pada 2020.

Baca juga : Junta Perintahkan Dokter Internasional Stop Beroperasi, Myanmar Terancam Penularan TBC Dan HIV

“PLN juga terus memberikan kontribusi kepada negara me­lalui pajak-pajak, PNBP (Peneri­maan Negara Bukan Pajak), dan sebagainya. Sejak tahun 2015 hingga 2020 totalnya lebih dari Rp 174 triliun,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, PLN harus disehatkan lewat berbagai strategi. Termasuk menekan Capex. “Sejak awal kami me­minta Capex ditekan sampai 50 persen. Alhamdulillah, PLN bisa menekan Capex sampai 24 persen, atau Rp 24 triliun. Itu yang menjadi cashflow-nya lebih baik,” ujarnya, saat rapat dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Kamis (3/6).

Strategi lainnya, kata dia, PLN melakukan negosiasi ulang utang yang ada dengan bunga yang lebih murah. “PLN juga sudah negosiasi Rp 30 triliun,” akunya.

Baca juga : BKPM Naik Kelas Jadi Kementerian, DPR: Investasi Harus Makin Moncer

Bahkan, PLN juga melakukan negosiasi pembelian listrik take orbit senilai Rp 60 triliun. “Dari laporan terakhir, yang berhasil dinegosiasi sebanyak Rp 25 triliun. Masih ada Rp 35 triliun,” kata sambung mantan bos Inter Milan itu. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.