Dark/Light Mode

Bos Garuda Pede Kinerja Semester II Makin Baik

Penumpang Pesawat Mulai Merangkak Naik

Kamis, 2 September 2021 06:40 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Istimewa).
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Namun, dia melihat optimisme Garuda sebagai suatu hal yang wajar. Alvin juga mengingatkan, perseroan maupun maskapai lain tak boleh mengenyampingkan perubahan perilaku konsumen. Sebab, selama ini masyarakat sudah terbiasa melakukan per­temuan secara online.

“Artinya, kalau nggak perlu atau penting amat, konsumen kini lebih baik mengurangi naik pesawat. Apalagi, daya beli masyarakat belum pulih 100 persen. Saya kira (jumlah penumpang) Garuda pulih masih butuh waktu,” ujarnya.

Baca juga : Garuda-KitaBisa Galang Donasi Untuk Terbangkan Nakes

Alvin menyatakan, mendu­kung berbagai upaya menjaga kinerja industri penerbangan. Sebab, transportasi udara sangat dibutuhkan masyarakat mengingat Indonesia merupakan negeri kepulauan.

“Saya berharap industri ini tetap sehat dan eksis. Kalau sampai kolaps, negara ini yang bisa kerepotan. Makanya opsi penyelamatan Garuda sangat penting,” ucap Alvin.

Baca juga : Urusan Mural Nggak Kelar-kelar

Seperti diketahui, pembatasan mobilitas masyarakat berdam­pak signifikan terhadap keber­langsungan usaha jasa transpor­tasi udara. Tak terkecuali bagi Garuda Indonesia, yang secara bisnis fundamental mengandal­kan mobilitas masyarakat. Se­lama ini, Garuda mengandalkan pendapatan penerbangan tidak berjadwal.

Khusus untuk angkutan logis­tik, Garuda mencatat tren kenai­kan jumlah kargo yang diangkut, sepanjang Semester I-2021. Ga­ruda Indonesia secara Group tu­rut berhasil mencatatkan jumlah angkutan kargo sebesar 152.300 ribu ton tumbuh sebesar 37, 56 persen, dibandingkan periode yang sama pada 2020 sebesar 110,715 ribu ton.

Baca juga : Pertamina Dorong Penyandang Difabel Untuk Mandiri

Sementara beban usaha pada Semester I-2021 tercatat turun sebesar 15,9 persen dibanding­kan pada periode yang sama tahun lalu, yakni dari 1,6 miliar dolar AS menjadi 1,3 miliar dolar AS (Rp 18,56 triliun). [DWI/IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.