Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Impor Baja Meningkat, GINSI Minta Perlakuan Adil

Selasa, 14 September 2021 17:34 WIB
Baja impor. (Foto: Ist)
Baja impor. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) meminta pemerintah dapat mengawasi serta memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama terhadap kegiatan importasi baja.

Wakil Ketua Umum BPP GINSI Erwin Taufan mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) peningkatan impor baja yang terjadi pada semester l tahun 2021 merupakan fenomena yang perlu dicermati berbagai pihak.

"GINSI meminta pemerintah agar importir nasional diberikan kesempatan yang sama seperti yang diberikan kepada industri-industri besar itu. Di sisi lain yang besar-besar itu juga harus diawasi," pintanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/9).

Baca juga : Cara Baru Memindahkan Data ke Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3

Taufan menegaskan, perlakuan yang adil bagi importir nasional perlu dilakukan oleh pemerintah guna menjamin kelangsungan usaha demi mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

"Jangan sampai ada yang diketatin sementara dipihak lain justru ada yang bermain di fasilitasnya yang tidak mudah juga untuk dikontrol," katanya.

Berdasarkan data BPS impor baja pada semester l tahun 2021 sebesar 6,5 juta ton, meningkat 12,7 persen dari semester l tahun 2020 5,8 juta ton. Jika dilihat dari nilai, impor meningkat sebesar 51,6 persen nilainya 5,3 miliar dolar AS pada semester l tahun 2021, dari 3,5 miliar dolar AS pada semester l  2020.

Baca juga : Permintaan Pasar Meningkat, Tahun Ini Paramount Land Luncurkan 4 Produk Properti

Kenaikan impor secara nilai terutama disebabkan kenaikan harga baja dunia secara signifikan yang terjadi mulai pertengahan tahun 2020 hingga saat ini. Taufan menilai, fenomena kenaikan importasi baja saat ini justru juga tidak terlepas dari kegiatan impor yang dilakukan oleh pihak produsen.

"Fenomena ini juga dirasakan dan dialami mayoritas anggota GINSI. Makanya kami meminta pemerintah bersikap adil," tegasnya.

Taufan mengutip kajian lembaga Research Oriented Development Analysis Institut, bahwa sebanyak 50,6 persen impor baja dilakukan oleh produsen yang memiliki fasilitas tersebut.

Baca juga : Kebakaran Sebabkan 41 Napi Meninggal, PSI Minta Dirjen PAS Dievaluasi

Di sisi lain peningkatan impor besi dan baja juga diiringi peningkatan ekspor yang cukup signifikan, sehingga neraca perdagangan produk intermediate baja yang berada pada Pos HS 7208-7229 surplus sebesar 1,7 miliar dolar AS.

Jika ditambahkan oleh neraca perdagangan produk turunan baja yang berada pada HS 73, neraca tersebut mengalami surplus sebesar 2,7 miliar dolar AS atau meningkat lebih dari 1.500 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 177 ribu dolar AS. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.