Dark/Light Mode

Dampak Ekonomi Pemilu 2019 Kurang Nendang

BI: Parpol Nebeng Kampanye Pilpres

Minggu, 19 Mei 2019 12:42 WIB
Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Hilton, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/5). FGD kali ini bertema “Kinerja, Tantangan & Prospek Perekonomian Indonesia”. Tampil sebagai narasumber (dari kiri) Wakil Kepala Kantor BI Jawa Barat Pribadi Santoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Wijanarko serta Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono (kanan). (Foto: Kartika Sari/Rakyat Merdeka)
Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Hilton, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/5). FGD kali ini bertema “Kinerja, Tantangan & Prospek Perekonomian Indonesia”. Tampil sebagai narasumber (dari kiri) Wakil Kepala Kantor BI Jawa Barat Pribadi Santoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Wijanarko serta Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono (kanan). (Foto: Kartika Sari/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2019 ternyata dampak ekonominya kurang nendang atau tidak sebesar yang diharapkan. Padahal, ini adalah pemilu serentak pertama kalinya digelar di Tanah Air. Sebab, Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) digelar bersamaan.

Bank Indonesia (BI) mengakui, Pilpres dan Pileg 2019 sebetulnya diharapkan akan memberikan multiplier effect (efek berantai) yang besar terhadap perekonomian. Namun, ternyata harapan itu tak menjadi kenyataan.

“Menurut analisa kami, penyebabnya adalah konsumsi belanja partai politik (parpol) yang menurun. Kenapa? Karena parpol lebih banyak berkampanye menggunakan media sosial (medsos),” terang Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono dalam Focus Group Discussion (FGD) di Bandung, Sabtu (18/5).

Baca juga : Pemkab Serang Gandeng Badan Siber

FGD yang bertema “Kinerja, Tantangan & Prospek Perekonomian Indonesia” itu, dipandu Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Wijanarko sebagai moderator. Hadir pula Wakil Kepala Kantor BI Jawa Barat Pribadi Santoso sebagai narasumber.

Lebih lanjut Endy mengatakan, dalam pemilu-pemilu sebelumnya, biasanya spending parpol lebih besar. Antara lain untuk membuat spanduk dan umbul-umbul selama masa kampanye.

“Nah, dalam pemilu 2019 ini, spending untuk spanduk dan umbul-umbul jauh berkurang karena mereka lebih memilih berkampanye di media sosial,” jelas Endy.

Baca juga : Pelabuhan Marunda Seperti Kasus Masela

“Menurut analisa kami, mestinya pemilu serentak memiliki multiplier effect ekonomi yang lebih tinggi. Mungkin karena ada Pilpres juga, jadi partai-partai ini tidak gencar berkampanye karena mereka nebeng ke kampanye pilpres,” imbuh Endy beranalisa.

Dalam diskusi yang berlangsung cair itu, beberapa isu ekonomi yang lagi update dibahas. Antara lain mengenai pertumbuhan ekonomi yang melambat, naiknya jumlah utang luar negeri, inflasi dan meningkatnya defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD) serta kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kini berada di level Rp 14.492.

Bahas Isu Politik

Baca juga : PDIP Semangat Terus Kampanye Pilpres Dan Caleg

Yang menarik, dalam diskusi kali ini juga banyak pertanyaan berbau politik dari para peserta, yaitu jurnalis dari berbagai media. Maklum, ini adalah tahun politik dan pemilu serentak baru saja digelar. Apalagi hasil Pilpres dan Pileg baru akan diumumkan pada 22 Mei mendatang, di tengah ancaman bakal ada demo besar dari kubu capres 02, Prabowo Subianto. Ketiga narasumber dari BI, dengan santai mampu menjawab beragam pertanyaan, termasuk isu-isu politik seperti pilpres dan pergantian kabinet. Menjawab pertanyaan mengenai prospek ekonomi di tengah isu pergantian kabinet,

Endy memproyeksi, justru hal itu akan membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi. “Menurut saya, dengan adanya pergantian kabinet, juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Sebab, akan ada target baru, rencana baru, dan program baru. Itu artinya, konsumsinya juga akan meningkat,” terang Endy. [TIK]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.