Dark/Light Mode

Hingga September Naik 35 Persen

Top, BTN Kantongi Laba Rp 1,52 Triliun

Jumat, 22 Oktober 2021 06:50 WIB
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BTN per 30 September 2021. (Foto: Istimewa).
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BTN per 30 September 2021. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Haru menuturkan, pada kuar­tal ketiga tahun ini, perseroan berhasil meningkatkan kom­posisi dana murah (Current Account and Savings Account/ CASA). Dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami kenaikan 6,56 persen yoy men­jadi Rp 291,26 triliun per Sep­tember 2021, komposisi dana murah mengalami peningkatan menjadi 41,53 persen dari 36,96 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar masing-masing 16,81 persen dan 24,55 persen yoy. “Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil me­nekan turun Cost of Fund sebesar 170 bps secara tahunan dari 4.98 persen menjadi 3.28 persen di September 2021,” katanya.

Baca juga : Mendag Ramal Nilai Ekonomi Digital Capai Rp 4.531 Triliun

Kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan tersebut juga ikut mendongkrak aset BTN sebesar 3,10 persen menjadi Rp 368,05 triliun per 30 September 2021.

Menurut Haru, tumbuhnya sek­tor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah. Yang sukses melakukan program vak­sinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemu­lihan ekonomi. Adapun stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) nol persen untuk sektor properti, dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk BTN, telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.

Baca juga : Airlangga: Realisasi Perlindungan Sosial Capai Rp 117,3 Triliun

“Dari dana PEN yang ditem­patkan Pemerintah sebesar Rp 35 triliun, BTN sudah menyalurkan dalam bentuk kredit termasuk KPR Subsidi, KPR Non-Subsidi, kredit ke UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), kredit konstruksi, kredit BUMN, dan kredit lainnya senilai total 93,44 triliun,” terangnya.

Haru menjelaskan, kinerja positif BTN saat ini juga me­nandakan keberhasilan trans­formasi yang dilakukan manaje­men, seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Trans­formasi tersebut menjadi mesin yang cukup kuat untuk meman­faatkan momentum pemulihan ekonomi. Sehingga mendorong pertumbuhan bisnis BTN.

Baca juga : Nggak Terima Dipecat, Viani Limardi Bakal Tuntut PSI Rp 1 Triliun

Dia yakin, dengan transfor­masi yang dilakukan perseroan serta dukungan pemerintah ber­sama stakeholder, BTN mampu berperan aktif dalam mendu­kung program Pembangunan Satu Juta Rumah.

“Serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR (Masyarakat Ber­penghasilan Rendah) dan kaum milenial,” tutup Haru. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.