Dark/Light Mode

Makin Bergairah, Pasar Modal Diproyeksi Tembus Level 7.000

Jumat, 29 Oktober 2021 19:59 WIB
diskusi InfobankTalkNews Media Discussion bertajuk Outlook Pasar Modal 2022: Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed, Jumat (29/10). (Foto: ist)
diskusi InfobankTalkNews Media Discussion bertajuk Outlook Pasar Modal 2022: Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed, Jumat (29/10). (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasar modal sebagai sumber pembiayaan usaha kian moncer. Terbukti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat melonjak ke level 6.643 atau sebesar 11,2 persen pada 21 Oktober 2021 lalu.

Direktur Pengaturan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Edi Broto Suwarno optimistis, tren pertumbuhan pasar modal nasional masih akan berlanjut di tahun 2022. Salah satu alasannya adalah meningkatnya korporasi atau UMKM yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan usaha.

“Di sektor pasar modal sendiri, kami melihat tren penguatan ISHG, ini diperkirakan akan terus berlanjut. Sementara, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan akan terus meningkat. Hal ini dipicu oleh kebutuhan korporasi maupun UMKM terhadap sumber-sumber pembiayaan di pasar modal,” jelas Edi diskusi InfobankTalkNews Media Discussion bertajuk Outlook Pasar Modal 2022: Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed, Jumat (29/10).

Baca juga : 2 Tahun Berdiri, Partai Gelora Bidik Kemenangan Di Tangsel

Kemudian, pasar modal Indonesia pada tahun depan juga akan diramaikan dengan melantainya perusahaan-perusahaan Unicorn yang bergerak di bidang teknologi. Antusiasme masyarakat pada perusahaan teknologi bisa dilihat dari penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Bukalapak pada Agustus lalu.

Di tambah entitas hasil konsolidasi antara Gojek dan Tokopedia, GoTo juga berencana akan melakukan IPO di 2022. “Antusiasime ini tentunya akan berdampak positif pada pasar modal tahun depan,” sebut Edi.

Namun begitu, pelaku pasar masih harap-harap cemas terkait dampak tapering off yang bisa terjadi di akhir tahun ini. Selain itu, ketidakpastian dan potensi terjadinya gelombang ketiga varian Covid-19 juga tetap mengintai.

Baca juga : RI Bergerak Pulih, Poros Muda Indonesia Puji Jokowi

Selain itu, masih ada risiko kejadian global yang tidak terduga seperti krisis energi maupun kasus Evergrande yang memperlambat perekonomian Tiongkok, serta normalisasi kebijakan moneter atau tapering off Bank Sentral AS, The Fed yang kemungkinan akan dimulai pada 2021.

Sementara itu, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan pun menyebut, proyeksi analis sendiri untuk IHSG bisa tembus ke angka 7.000.

Ia mengungkapkan, bahwa IHSG sempat tembus ke level 6.643 pada 21 Oktober 2021. Angka ini, kata dia, sedikit lagi akan mencapai rekor sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu di angka 6.689 yang dicapai pada Februari 2018 silam. "Jadi mudah-mudahan melihat kondisi sekarang, kita, ada analis bisa tembus sampai 7.000," terangnya.

Baca juga : Maria Guardiola, Pacarnya Kencani Model Seksi

Tahun 2021 ini menurut Verdi, menjadi tahun di mana perusahaan-perusahaan semakin tertarik untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Bursa Efek Indonesia sendiri mencatat sudah ada 38 perusahaan baru yang melantai di bursa saham hingga September 2021 dan masih ada beberapa perusahaan yang menargetkan IPO hingga akhir tahun 2021. Ia berharap jumlah perusahaan yang IPO di 2021 bisa melebihi dari tahun lalu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.