Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sulap Potensi Rugi Menjadi Untung

Bulog Bisa Saingi Swasta

Sabtu, 6 November 2021 06:50 WIB
Gedung Bulog. (Foto: Istimewa).
Gedung Bulog. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Hilangnya pangsa pasar Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) bisa dijadikan momentum untuk membenahi diri menjadi lebih profesional. Bulog diyakini bisa bersaing dengan swasta yang bermain di area yang sama.

Demikian dikatakan pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas.

Menurut Dwi, penyaluran beras rakyat sejahtera (rastra) yang beralih ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) membuat Bulog kehilangan pangsa pasarnya. Mengingat jumlah penyalurannya yang cukup besar hingga 2,6 juta ton.

Namun, ia menilai kondisi ini seharusnya bisa dijadikan momentum Bulog untuk meningkatkan kompetisinya. Sehingga mampu berdaya saing dengan pihak swasta, yang juga bermain di sektor komoditas beras.

Baca juga : Mulai Hari Ini, Terbang Di Jawa Bali Bisa Pakai Antigen

“Saat inilah masa transisi bagi Bulog, khususnya setelah penyaluran rastra dialihkan. Jadi, bagaimana caranya meningkatkan profesionalitas perusahaan. Sehingga bisa menggarap potensi dari pasar penyaluran beras yang hilang itu,” saran Dwi saat dihubungi Rakyat Merdeka kemarin.

Ia yakin, Bulog mampu bersaing dengan pihak lainnya, mengingat gudang-gudang beras yang dimiliki memiliki kapasitas sangat besar. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Bulog. Karena tidak ada pihak lain atau swasta yang memiliki kapasitas gudang sebesar yang dimiliki perseroan.

“Saya yakin, mau itu gudang biasa pun, untuk penyimpanan beras, Bulog masih ungguldibanding lainnya, karena kapasitasgudangnya sangat besar,” katanya.

Ia berharap, Bulog bisa mengoptimalkan penggunaan gudang-gudang tersebut, seperti menjalin kerja sama untuk pemanfaatannya. Sehingga potensi kerugian di depan mata bisa disulap menjadi keuntungan yang menggiurkan.

Baca juga : Menhub Siapkan Antisipasi Sektor Transportasi

“Bisa dikatakan, Bulog tak perlu investasi gudang baru pun, mereka tetap unggul, gudangnya tersebar di banyak wilayah. Tinggal itu saja, bagaimana meningkatkan profesionalitasnya, jadi bisa bersaing dengan yang lainnya,” tandasnya.

Sebelumnya, Bulog berpotensi merugi tahun ini lantaran kebutuhan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) jauh lebih rendah dari volume yang ditetapkan. Serta, hilangnya pangsa pasar hingga beban biayapenyerapan dan perawatan beras petani yang menggunakan utang bank.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. Menurutnya, Bulog diwajibkan menyerap gabah atau beras hasil panen petani untuk kebutuhan CBP minimal 1 juta ton dan maksimal 1,5 juta ton.

Sementara, Bulog hanya menyalurkan CBP untuk keperluan Operasi Pasar (OP) dan bantuan bencana alam yang jumlahnya sekitar 850 ribu ton setahun.

Baca juga : Bank Dunia Ngarep Donasi China Untuk Negara Miskin

Di luar itu, penyaluran CBP hanya dilakukan bila ada program yang dijalankan alias program tidak rutin. Seperti bantuan beras PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Artinya, volume penyaluran CBP ini jauh lebih dari ketentuan stok yang ditetapkan. Selain itu, Bulog juga memiliki keterbatasan wewenang untuk menyalurkan stok CBP.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.