Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Bank Dunia meminta China sebagai donatur penggalangan dana 100 miliar dolar AS (Rp 1.407 triliun) untuk Dana Asosiasi Pembangunan Internasional (International Development Association/IDA).
Bank Dunia yakin, China bisa menyumbang lebih banyak ke negara berpenghasilan rendah melalui Dana Asosiasi Pembangunan Internasional.
Presiden Bank Dunia David Malpass menyampaikan harapannya tersebut kepada Komite Bretton Woods, sebuah kelompok pendukung yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Kamis (14/10).
Baca juga : Eks Dirut Sarana Jaya Didakwa Rugikan Negara Rp 152 Miliar
“Ekonomi China telah tumbuh sangat pesat. Dengan alasan itu, China akan mampu memberikan donasi yang lebih besar ke IDA,” kata Malpass dilansir Reuters.
Bukan hanya China, Malpass juga menyoroti Jepang yang telah berkomitmen memberikan kontribusi lebih besar.
Selain itu, dia juga berupaya menjangkau Rusia, Turki, Inggris dan negara-negara donor lainnya demi mencapai target tersebut.
Baca juga : Optimalkan Potensi Mangrove Untuk Tekan Emisi GRK
Target ribuan triliun itu sebelumnya ditetapkan para pemimpin Afrika. Dana tersebut diperlukan untuk mengatasi perubahan dalam pembangunan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan global sebesar 5,7 persen pada 2021, dan 4,4 persen pada 2022. Meski demikian, kesenjangan ekonomi antara negara maju dan berkembang diprediksi akan semakin memburuk dan menghambat upaya untuk mengurangi kemiskinan ekstrim selama bertahun-tahun.
Sebelumnya, Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF)-Bank Dunia, Malpass menyoroti masalah yang sama.
Baca juga : Mantan Direktur Keuangan PT Jasindo Didakwa Rugikan Negara Rp 7,58 Miliar
Menurutnya, pandemi mendorong tingkat kemiskinan dan negara-negara berpenghasilan rendah kondisi utangnya sangat tragis.
“Ini sudah mendorong hampir 100 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem,” tegasnya.
Menurutnya, kemajuan dalam mengurangi kemiskinan ekstrem telah mundur selama bertahun-tahun untuk satu dekade.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya