Dark/Light Mode

BAZNAS Edukasi Peternak, Cegahan Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan

Senin, 16 Mei 2022 20:28 WIB
BAZNAS Edukasi Peternak, Cegahan Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar acara sosialisasi Pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Acara sosialisasi digelar secara daring melalui kanal YouTube BAZNAS TV, Jumat (13/5) lalu dan dihadiri oleh peternak Balai Ternak BAZNAS di seluruh Indonesia.

"Hal ini menjadi sangat penting, sebagai bentuk mitigasi sehingga kita bisa mengantisipasi wabah penyakit ini. Selain itu, ini juga menjadi bentuk ikhtiar kita untuk melakukan pembinaan dan penguatan kepada para peternak di Balai Tenak sehingga dapat lebih memiliki pengetahuan dan juga keterampilan dalam mengantisipasi wabah penyakit ini," kata Plt Direktur Pendayagunaan dan Layanan UPZ dan CSR BAZNAS RI, Eka Budhi Sulistyo dalam keterangan tertulisnya kepada RM.id.

Baca juga : Jelang Kurban, HPDKI Siapkan Ternak Sehat Dari Penyakit Mulut Dan Kuku

Eka melanjutkan, selain sosialisasi, BAZNAS juga terus memberikan pendampingan secara ketat dan berkala kepada seluruh peternak. Berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari guna menjaga kesehatan hewan ternak, terlebih jelang Hari Raya Iduladha mendatang.

"BAZNAS sigap dalam menjaga kesehatan hewan ternak, salah satu caranya adalah dengan membatasi keluar masuknya ternak maupun orang ke lokasi Balai Ternak BAZNAS dan kandang peternak rakyat; melakukan penyemprotan kandang, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kerja dengan desinfektan yang efektif; memberikan pakan dan obat vitamin sehingga meningkatkan imunitas ternak; melakukan koordinasi dengan dinas setempat untuk mencegah timbulnya wabah," ucapnya.

Baca juga : Mentan Bergerak Cepat Cegah Penyakit Mulut Dan Kuku Di Jawa Tengah

Sementara itu, Kepala Divisi Penyaluran UPZ dan CSR BAZNAS RI, Ajat Sudarjat menjelaskan dalam paparannya, virus penyebab penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak bisa bertahan di lingkungan selama tiga bulan atau lebih. Virus itu bisa hidup lebih lama di iklim yang sangat dingin apabila ada bahan organik atau sumber alami, dan daerah lembap yang terlindung dari sinar matahari.

"Virus ini bisa kita inaktivasi atau dimatikan pada pH di bawah 6 dan pH lebih dari 9. Jadi untuk mematikannya dengan cara diberikan bahan yang bisa membuat suasana dari inang si virus itu asam. Salah satunya bahan yang digunakan di disinfektan. Makanya pemilihan disinfektan sangat mempengaruhi," katanya.

Baca juga : Pemerintah Kendalikan Dampak Wabah Penyakit Mulut Dan Kuku Di Aceh Tamiang

Selain itu, Ajat menambahkan, virus ini bisa bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu, produk susu lainnya. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.