Dark/Light Mode

Sinergi Pengelolaan Sampah Plastik Lebih Efektif Dalam Menjaga Lingkungan

Selasa, 29 September 2020 19:34 WIB
Sinergi Pengelolaan Sampah Plastik Lebih Efektif Dalam Menjaga Lingkungan

RM.id  Rakyat Merdeka - Ditengah pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PSBB membuat penggunaan plastik meningkat tajam karena tidak boleh makan di tempat (take away) dan penggunakan Alat Pelindung Kesehatan (APD) yang semua bahannya terbuat dari plastik, padahal penggunaan plastik sekali pakai dilarang di DKI Jakarta, hal tersebut dikatakan Direktur Kemasan Group, Wahyudi Sulistya pada acara webinar yang digelar Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU!) sebuah program inisiasi daur ulang keberlanjutan yang dibuat oleh PT Trinseo Materials Indonesia dan juga didukung oleh Kemasan Group (29/9).

“Jika penggunaan plastik dilarang, maka masker surgical seperti 3Ply saja memiliki lapisan plastik juga, bisa dibayangkan, tidak mungkin kita melarang penggunaan single-use plastic padahal lapisan plastic sangat kita butuhkan sehari-hari, apalagi di tengah pandemi. Jika perhatian pemerintah dan masyarakat ada pada sampah single-use plastic, harusnya sampah masker juga menjadi perhatian, yang sekarang sudah menumpuk”, jelasnya.

Baca juga : Tok, Ketua Pengadilan Pajak Tak Lagi Diusulkan Menkeu

Edukasi mengenai kebijakan larangan plastik sekali pakai dari beberapa perspektif, dengan judul “Apakah single-use plastic ban merupakan solusi dari masalah lingkungan di Indonesia?” pada webinar kali ini dipandu Hanggara Sukandar, Sustainability Director dari Responsible Care Indonesia, Jessica Hanafi, seorang pakar teknis ISO (International Organization of Standardization) , dan juga Advisory Committee untuk UN Environment Life Cycle Initiative untuk Social LCA, Dr. Kardiana Dewi, Sp.KK, praktisi medis, Wahyudi Sulistya, Direktur Kemasan Group, dan Prispolly Lengkong Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia.

Menurut wahyudi, saat ini, belum ada pengganti plastik dari segi emisi karbon, fungsi, durabilitas, dan harga. Artinya, memang solusinya tidak bisa kita larang plastiknya, melainkan waste management yaitu adanya sinergi pengelolaan sampah mulai dari masyarakat, pemerintah dan swasta, jelasnya.

Baca juga : Sinergi Bareng Pelindo III, PLN Sambung Baru Listrik Pelabuhan Tanjung Intan

Saat berbicara dari aspek kesehatan dan medis, dr. Kardiana menjelaskan tentang karakter cross contamination COVID-19, menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, tepat dan benar. Seperti yang kita ketahui Covid-19 dapat bertahan hidup di permukaan benda. 

Di dunia medis penggunaan single-use disarankan untuk menjaga higienitas di tengah pandemik ini agar meminimalisir resiko terpapar virus. Ia memberikan juga contoh keseharian petugas medis yang mayoritas menggunakan alat single-use, termasuk juga APD, dan single-use surgical mask yang menjadi sangat krusial di masa pandemi ini, ungkapnya.

Baca juga : Pangandaran Panen Padi Bebas Residu, Harga Lebih Menguntungkan

Sementara  Prispolly Lengkong juga turut berpendapat terkait dengan kebijakan ini, menurutnya profesi pemulung juga menjadi salah satu subjek yang terkena dampak negative dari kebijakan tersebut. 

“Setidaknya ada 3 juta lebih pemulung belum termasuk keluarganya yang akan terdampak dengan diberlakukannya kebijakan larangan single-use plastic. Sampah plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi terutama bagi profesi kami. Karena, sampah tersebut kami pilah dan bisa kami jual kembali dan didaur ulang kembali menjadi benda-benda yang dapat bermanfaat, termasuk menjadi plastik lagi”, pungkasnya. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.