Dark/Light Mode

Strategi Perusahaan Publik Tingkatkan Shareholders Value

Jumat, 15 Oktober 2021 10:03 WIB
Strategi Perusahaan Publik Tingkatkan Shareholders Value

RM.id  Rakyat Merdeka - Berdasarkan peringkat SWA100 tahun 2021, ternyata hanya 13 dari 100 perusahaan tersebut yang menghasilkan Wealth Added Index (WAI) positif. Artinya, hanya 13% perusahaan dalam SWA100 2021 yang mampu menciptakan kekayaan bagi para pemegang sahamnya, hal tersebut dikatakan Group Chief Editor SWA, Kemal Effendi Gani dalam keterangan tertulis (14/10).

Kendati demikian, masih ada sejumlah emiten yang menghasilkan shareholders value tinggi kepada para investor. Bahkan, di kelompok perusahaan lapis kedua BEI, capital gain sahamnya bisa mencapai ratusan hingga ribuan persen dalam setahun.

Peluang untuk menambah kekayaan dengan berinvestasi di luar 100 perusahaan berkapitalisasi besar sangatlah terbuka. Tahun 2020 saja, banyak saham yang kenaikan harganya lebih dari 100%. Sebut saja saham Bank BRI Syariah (yang sekarang dimerger dengan Bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia), harga sahamnya naik 581,82% (dari Rp 330 menjadi Rp 2.250), saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga melonjak 422,73%, saham PT Pyridam Farma naik 392,42%, dan saham PT Kimia Farma Tbk meningkat 240%.

Baca juga : SEAQIL-Balai Bahasa Bali Teken MoU Tingkatkan SDM Bidang Bahasa

Bahkan, perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering) di Semester I/2021, ada yang harga sahamnya naik hingga ribuan persen hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sebut saja, PT DCI Indonesia yang melantai di BEI pada 6 Januari 2021, harga sahamnya melejit 13.947%, dari harga perdana Rp 420 naik menjadi Rp 59.000 pada akhir Juni 2021. Adapun PT Bank Aladyn Syariah (IPO pada 1 Februari 2021), harga sahamnya naik 3.016%, dan PT Damai Sejahtera Abadi harga sahamnya meningkat 1.078%.

Adapun 10 saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI berdasarkan SWA100 2021 adalah saham PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Unilever Indonesia Tbk., PT Astra International Tbk., PT H.M. Sampoerna Tbk., PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Martin Schwarz, Direktur Eksekutif Stern Value Management, menerangkan, saham perbankan menjadi penangkal penurunan nilai kekayaan yang lebih dalam.

Baca juga : Pemerintah Harus Paksa Perusahaan Bikin Smelter Di Lokasi Tambang

“Untungnya, sektor perbankan tidak terdampak. Sektor ini bahkan dipandang sebagai safe harbor dari dampak wabah virus Covid-19. Ini sekaligus menjadi peluang untuk berinvestasi di institusi keuangan. Bahkan ke depan, sektor ini akan membantu meretas jalan pertumbuhan,” kata Martin.

Bagaimana strategi perusahaan-perusahan publik meningkatkan shareholders value? Apa saja terobosan-terobosan inovatif di tengah pandemi Covid-19 untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan? Bagaimana caranya menjadi investor yang cerdas? Pertanyaan-pertanyaan yang membuat penasaran itu terjawab dalam diskusi menarik di acara Webinar & Awarding SWA 100 & Indonesia Trillionaire Club: Winning Strategy to Boost Shareholder Value and How to Become Smart Investor.

Acara penting yang digelar oleh SWA dan Swanetwork pada Kamis (14/10/2021) ini menghadirkan empat pembiacara hebat di bidangnya masing-masing. Keynote speaker dengan tema ‘New Trends in Managing Performance and Becoming Wealth Creators’ disampaikan oleh Erik Stern selaku Lead Executive Director Stern Value Management. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.