Dark/Light Mode

Kementan Beri Rekomendasi Teknologi Adaptasi Dan Mitigasi Subsektor Hortikultura

Jumat, 19 November 2021 10:56 WIB
Teknologi pengairan dalam budidaya bawang merah/Ist
Teknologi pengairan dalam budidaya bawang merah/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Perubahan iklim menjadi tantangan yang dihadapi oleh pertanian Indonesia saat ini. Meski demikian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan, perubahan iklim ini tidak menyurutkan langkah Kementerian Pertanian terus memenuhi pangan dan mensejahterakan petani di Indonesia. Salah satunya melalui peningkatan teknologi.

“Pertanian tidak boleh terhenti, pemerintah harus hadir dan bergerak cepat dalam mengatasi dampak dari perubahan iklim ekstrem," ungkap SYL.

Dalam pengembangan budidaya hortikultura, dampak perubahan iklim berupa peningkatan frekuensi iklim dapat menyebabkan banjir dan kekeringan, peningkatan suhu udara dan permukaan laut, perubahan curah hujan, meningkatnya potensi serangan OPT, dan sebagainya dapat mempengaruhi produktivitas dan praktik budidaya yang dilakukan.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyampaikan berbagai strategi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Hortikultura menghadapi dampak perubahan iklim. Antara lain, antisipasi, adaptasi dan mitigasi.

Antisipasi berupa pengkajian terhadap perubahan iklim untuk meminimalkan dampak negatif terhadap sektor pertanian. 

Baca juga : Industri Agro Topang Kinerja Sektor Manufaktur

Adaptasi berupa penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Mitigasi, yaitu usaha dalam mengurangi risiko terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.

Teknologi 4.0 di bidang pertanian menjadi sesuatu yang penting untuk menghadapi perubahan iklim. Teknologi berkembang dengan tujuan untuk menghindari risiko-risiko kerugian dalam budidaya pertanian yang berkaitan dengan perubahan iklim, seperti gagal tanam dan serangan hama.

Masalah terkini yang dihadapi yaitu efek dari perubahan iklim yang berakibat kerugian ekonomi,” jelas Bayu, dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Misalnya, karena masalah level informasi terkait dengan cuaca hanya sampai kecamatan, padahal cuaca sangat fluktuatif.

Ini berpengaruh pada cara budidayanya. Selanjutnya dari literasi, pengetahuan tentang iklim yang harus diketahui dan dibaca oleh para petani.

Baca juga : Pentingnya Petani Kuasai Teknologi Pasca Panen

Kebutuhan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim dapat berupa prediksi cuaca, jumlah air, kondisi tanah dengan pemasangan sensor, waktu pemupukan yang tepat dan jumlah pemupukan, serta cara menghadapi dan menangani serangan hama. 

Informasi yang didapat melalui sensor tersebut harus dapat dipahami oleh petani dan dapat diakses secara realtime. Selain digunakan pada sisi budidaya, teknologi smart farming bisa diterapkan juga sebagai penduga emisi gas rumah kaca.

“Pengukuran dan pendugaan emisi gas rumah kaca juga penting dalam upaya menentukan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” tambah Bayu.

Salah satu praktisi teknologi irigasi tetes komoditas hortikultura pada lahan kering, Yance menyampaikan, banyak lahan di Indonesia yang tidak dimaksimalkan secara baik akibat iklim yang tidak menentu dan ketersediaan air yang terbatas.

Masalah lain, petani di Indonesia 90 persen berusia di atas 47 tahun. Sangat sedikit generasi muda dan anak petani yang ingin melanjutkan profesi orang tuanya. 

Baca juga : Kementan Dorong Efektivitas Dan Efisiensi Pemasaran Melalui Pasar Lelang

“Pola pertanian masih mempertahankan sistem pertanian konvensional atau lebih mengandalkan tenaga kerja manusia, dan petani tidak mengetahui analisis unsur hara tanah,” ungkap Yance.

Yance mengatakan, dengan didukung smart farming membuat petani dapat mengetahui sensor ph tanah dan kelembapan, sensor suhu dan perkiraan cuaca, kontrol pengairan, sensor NPK dan water flow.

Pemanfaatan teknologi di lahan menjadi poin penting dalam peningkatan produktivitas pertanian dan akan berpengaruh pada kesejahteraan petani. 

Namun, dalam pemanfaatannya diperlukan teknologi yang mencapai skala mikro atau lokal, agar lebih bermanfaat dan tepat jika digabungkan dengan berbagai teknologi pendukung lain. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.