Dark/Light Mode

Libur Nataru, Mending Di Rumah Aja

Menkes: Perketat Prokes Untuk Cegah Varian Omicron

Sabtu, 27 November 2021 09:32 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat memperketat protokol kesehatan (prokes) saat berada di tempat-tempat umum. Sebab, disiplin prokes akan mencegah berkembangnya Covid varian baru di negeri ini.

“Ayo perketat prokes. Saat berada di luar rumah, jangan pernah lupa pakai masker. Jangan buat kerumunan. Jangan bepergian jauh dulu saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ini penting untuk menghambat kemungkinan berkembangnya varian baru, termasuk varian Omicron,” ujar Menkes kepada RM.id di Jakarta, Sabtu (27/11) pagi.

Varian B.1.1.529 yang ditemukan di Afrika Selatan mesti diwaspadai. Apalagi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan varian baru ini masuk kategori mengkhawatirkan (variant of concern/VOC) dan sudah diberi nama varian Omicron.

Baca juga : Sandiaga Uno Beri Bantuan Alat Pertukangan Untuk Desa Wisata

“Kita ikuti terus perkembangan varian baru ini. Kita tidak boleh lengah. Vaksinasi terus dikebut. Prokes diperketat di semua provinsi,” tegas Menkes.

Sebelumnya, mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada 7 hal baik yang seyogyanya dilakukan Indonesia untuk mengantisipasi varian baru ini.

Pertama, menata ulang aturan masuknya pengunjung dari negara terjangkit. Hal ini dapat dilakukan secara rinci dengan mengecek riwayat perjalanan. Karena bisa saja sekarang datang dari negara aman, tapi beberapa hari sebelumnya berkunjung ke negara terjangkit.

Baca juga : Blinken: Para Menlu Harus Mainkan Peran Sentral Untuk Mengakhiri Pandemi Covid

Kedua, memberlakukan karantina dengan lebih ketat.Ketiga, sigap meningkatkan jumlah pemeriksaan WGS pada pendatang. Juga meningkatkan WGS di dalam negeri pada umumnya. "Sebaiknya, bisa sampai beberapa puluh ribu pemeriksaan, seperti dilakukan India," ujar Prof. Tjandra, yang juga Guru Besar Universitas YARSI dan Universitas Indonesia (UI) ini.

Ketiga, ekstra waspada terhadap kemunculan klaster kasus di berbagai kabupaten/kota. Dalam konteks ini, surveilans berbasis lab harus terus ditingkatkan. Keempat, meningkatkan jumlah tes. "Semua kabupaten/kota harus melakukan tes, sesuai jumlah minimal WHO. Jangan hanya angka nasional," tegas Prof. Tjandra.

Kelima, melakukan telusur pada semua kontak dari satu kasus, setidaknya sebagian besar. Sebab, jika hanya 8 orang yang ditelusur, pada berbagai keadaan mungkin belum cukup.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.