Dark/Light Mode

Setelah Lomba Mural, Gelar Lomba Orasi

Sigit Makin Legit

Sabtu, 11 Desember 2021 08:57 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berswafoto bersama para peserta lomba orasi unjuk rasa, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (10/12). (Foto: Istimewa)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berswafoto bersama para peserta lomba orasi unjuk rasa, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (10/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus membuktikan bahwa Polri dekat dengan rakyat dan tidak alergi dengan kritik. Setelah sukses menggelar lomba mural kritik Polri, kemarin Sigit menggelar lomba orasi unjuk rasa. Langkah ini pun dipuji banyak kalangan. Sigit pun semakin “legit”.

Lomba orasi unjuk rasa ini digelar Polri dalam memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. Lomba ini digelar di Jakarta dan di sejumlah daerah.

Di Jakarta, lomba ini berlangsung di Tugu Proklamasi, kemarin. Para peserta yang hadir unjuk kebolehan. Layaknya demo betulan, peserta kompak mengenakan seragam, kebanyakan mengenakan almamater khas mahasiswa. Mereka berjalan, dipimpin seorang orator. Beragam teatrikal pun ditampilkan. Rata-rata sebagai rakyat kecil yang mencari keadilan. Membentangkan spanduk dan atribut lainnya. Aksi mereka ditonton langsung Sigit dan jajarannya, serta mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Baca juga : Dirjen Pendis Kemenag Kembali Gelar Madrasah Award Dan Adiktis 2021

Dalam kesempatan itu, Sigit menyatakan, lomba ini cermin bahwa Polri menerima kritik dan perbedaan pendapat. "Kegiatan ini merupakan komitmen Polri dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi dengan memberikan wadah atau ruang dalam menyampaikan aspirasi," ucapnya.

Mantan Kabareskrim Polri ini menegaskan, kebebasan berpendapat dan berekspresi, bagian dari HAM yang diberikan perlindungan secara universal serta diatur dalam UUD 1945. Dengan momentum Hari HAM Sedunia, Polri dapat berperan aktif menjunjung HAM untuk kemajuan bangsa.

Semangat lomba orasi unjuk rasa ini, lanjut Sigit, berangkat dari munculnya beberapa fenomena di masyarakat. Khususnya, dari penurunan indeks persepsi HAM di Indonesia. Seperti diamankannya peserta unjuk rasa saat kunjungan kerja Presiden Jokowi di Blitar, Jawa Timur. Kemudian, adanya penghapusan mural-mural yang merupakan ekspresi masyarakat. Seperti 'Jokowi 404: Not Found' hingga 'Dipaksa Sehat di Negara Sakit'. Fenomena itu berkembang di masyarakat sehingga memengaruhi soal persepsi hak asasi manusia.

Baca juga : Gelar Lomba Orasi, Kapolri: Mari Ciptakan Alam Demokrasi Yang Lebih Baik

Menurut Sigit, penurunan indeks persepsi terhadap HAM ini disebabkan salah satu oleh sumbatan komunikasi. Masyarakat pada dasarnya hanya ingin menyampaikan aspirasi. Di sisi lain pihak berwenang hendak menjalankan tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Oleh sebab itu, kata Sigit, lomba orasi unjuk rasa ini sekaligus momentum untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat maupun aparat terkait dengan pemenuhan HAM dalam menyampaikan kebebasan berpendapat. "Oleh karena itu, di lapangan sering terjadi perbedaan dalam hal menanggapi," katanya.

Ia lalu memaparkan pesan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan Apel Kasatwil terkait penurunan indeks persepsi HAM. Jokowi ingin Polri melaksanakan pendekatan persuasif, dialogis, menghormati kebebasan berpendapat, dan menyerap aspirasi masyarakat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.