Dark/Light Mode

Dikunjungi Menteri Ekonomi Jepang

Mendag Pede Bakal Tercipta Modernisasi Perekonomian

Selasa, 11 Januari 2022 06:47 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bersama Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Koichi Hagiuda di Kementerian Perdagangan, Senin (10/1). (Foto: Istimewa)
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bersama Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Koichi Hagiuda di Kementerian Perdagangan, Senin (10/1). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meyakini bakal terjadi proses modernisasi perekonomian Indonesia. Keyakinan itu usai muncul pasca terjadi kesepakatan untuk mengubah Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Lutfi kedatangan tamu Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Koichi Hagiuda di Kementerian Perdagangan, Senin (10/1).

Dalam kesempatan itu, Mendag didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana. Untuk diketahui.

Kunjungan Koichi Hagiuda ke Indonesia merupakan lawatan pertamanya ke luar negeri setelah dilantik 4 Oktober 2021. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti yang sangat penting dan strategis bagi Jepang.

Baca juga : Konflik Penutupan Jalan Angkutan Batubara Di Kalsel Tetap Berlanjut Ke Pengadilan

Agenda utama pertemuan bilateral kedua menteri ini menyoroti isu-isu perdagangan Indonesia dan Jepang. Seperti Presidensi G20 Indonesia 2022, perundingan protokol perubahan IJEPA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Beberapa isu hambatan dan potensi kerja sama perdagangan kedua negara juga tak luput dari pembahasan. Terutama dalam rangkaian pertemuan Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG). Kedua negara juga berkomitmen membahas pemulihan ekonomi global yang tangguh dan berkelanjutan.  

Lutfi mengatakan, kebijakan perdagangan dan pemulihan ekonomi harus mengedepankan prinsip no one left behind yang memberikan manfaat bagi semua pihak. Sesuai dengan tema Presidensi G20 Indonesia: Recover Together, Recover Stronger.

"Indonesia mengundang Jepang untuk bekerja sama dalam mengarusutamakan agenda perdagangan, investasi, dan industri bagi akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Ini merupakan wujud dukungan nyata terhadap pemulihan ekonomi global yang tangguh dan berkelanjutan," tuturnya di Jakarta.

Baca juga : Man City Teratas, Guardiola: Jangan Lengah, Chelsea Dan Liverpool Tetap Jadi Ancaman!

Kedua menteri juga membahas tentang penyelesaian perundingan protokol perubahan IJEPA dan sepakat menginstruksikan tim perunding kedua negara agar segera dapat menyelesaikan. Sehingga, hasilnya dapat dimanfaatkan pemangku kepentingan terkait di kedua negara.

"Kami sepakat mendorong penyelesaian perundingan IJEPA. Kami meyakini, cakupan perjanjian yang komprehensif akan mengangkat hubungan ekonomi ini ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tentunya akan ikut mendorong proses modernisasi perekonomian Indonesia. Mengingat Jepang memiliki keunggulan, khususnya pada industri otomotif, elektronik, serta manufaktur," cetus Lutfi.

Mereka juga menyambut baik implementasi Persetujuan RCEP pada 1 Januari 2022 bagi 10 negara anggota RCEP, dan pada 1 Februari 2022 bagi Korea. Serta mendorong Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk mempercepat penyelesaian ratifikasi.

"Sebagai inisiator dan Ketua Perundingan RCEP, Indonesia berkomitmen mempercepat proses ratifikasi persetujuan ini. Sehingga diharapkan prosesnya dapat diselesaikan pada kuartal I 2022 dan diimplementasikan pada pertengahan 2022. Diharapkan implementasi persetujuan RCEP dapat mendorong upaya pemulihan ekonomi kawasan dan global akibat pandemi," terang Lutfi.

Baca juga : Baim Wong Resmi Jadi Presiden Klub Basket Satria Muda Pertamina

Kenapa Mendag sepede itu? Sekilas hubungan perdagangan dan investasi dengan Negeri Samurai, memang menguntungkan. Kinerja ekspor Indonesia pada Januari-November 2021 tercatat 16 miliar dolar AS atau meningkat 17,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun ekspor utama Indonesia ke Jepang antara lain batubara, sisa dan skrap dari logam mulia, petroleum gas, nikel matte, dan kabel berinsulasi. Pada 2020, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan barang 2,9 miliar dolar AS terhadap Jepang.

Nilai total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai 24,3 miliar dolar AS yang meliputi nilai ekspor 13,6 miliar dolar AS, dan nilai impor 10,6 miliar dolar AS. Pada sektor investasi, Jepang merupakan sumber ke-4 investasi asing langsung Foreign Direct Investment (FDI) dengan nilai 2,58 miliar dolar AS dan 8.817 proyek. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.