Dark/Light Mode

Soal Invasi Rusia Ke Ukraina

Indonesia Minta Utamakan Penyelesaian Damai, Diplomasi Harus Dikedepankan

Kamis, 24 Februari 2022 19:58 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah (Foto: YouTube)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyampaikan empat hal yang menjadi fokus perhatian pemerintah, terkait serangan militer Rusia ke Ukraina pada hari ini, Kamis (24/2). 

"Pertama, kita tentu prihatin atas eskalasi konflik bersenjata di wilayah Ukraina, yang sangat membahayakan keselamatan rakyat, dan berdampak bagi perdamaian di kawasan. Kedua, menegaskan semua pihak agar menaati hukum internasional dan Piagam PBB mengenai integritas teritorial wilayah suatu negara. Serta mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara," papar Faizasyah dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/2). 

Ketiga, menegaskan kembali, agar semua pihak tetap mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik dan mengutamakan penyelesaian damai.

Baca juga : Warna-Warni Budaya Indonesia Ramaikan Parade Hari Kebangsaan Ke-38 Brunei

Keempat, KBRI telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan WNI di Ukraina sesuai rencana kontijensi yang telah disiapkan. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkap, pihaknya bersama KBRI Kiev telah menjalin kontak dengan 138 WNI di Ukraina. Mayoritas bertempat tinggal di Kiev dan Odessa. Sisanya, tersebar di beberapa kota lainnya. 

"Dalam komunikasi melalui WhatsApp Group, kami mendapatkan informasi bahwa seluruh WNI di Ukraina berada dalam kondisi aman. Mereka tetap tenang. Sesuai rencana kontijensi, kami telah meminta para WNI itu untuk berkumpul di KBRI Kiev. Bagi yang kesulitan, dapat menghubungi hotline darurat KBRI Kiev di nomor +380-50-334-7917," jelas Judha.

Baca juga : Capaian Kerja Pemerintah 2021, Indikator Kesejahteraan Petani Lampaui Target

Judha menambahkan, dalam hal ini, pihaknya tak hanya bekerja sama dengan KBRI Kiev. Tetapi juga beberapa perwakilan RI terdekat seperti KBRI Warsawa, KBRI Bratislava, KBRI Bukarest, dan KBRI Moskow untuk menyusun rencana kontijensi dalam memberikan perlindungan bagi WNI.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan invasi skala penuh pada Kamis (24/2) pagi. Suara-suara ledakan pun kontan bersahutan di kota-kota Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga sudah mendeklarasikan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina. 

Baca juga : Soal Wadas, Ganjar Minta Utamakan Dialog, Bukan Kekerasan

"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin, Kamis (24/2) sesaat sebelum pukul 6 pagi di Moskow. Putin bersumpah akan membalas siapa pun yang ikut campur. Dia melanjutkan untuk mencela apa yang dia sebut "genosida" yang diatur oleh Ukraina di timur negara itu, serta kebijakan agresif NATO terhadap Rusia.

"Karena itu, kami akan berusaha mencapai demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina," kata Putin, yang berjanji akan menarik siapa saja yang telah melakukan banyak kejahatan ke pengadilan, untuk bertanggung jawab atas pertumpahan darah warga sipil. Termasuk warga Rusia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.