Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementan Beberkan Solusi Dari Dampak Perubahan Iklim Di Kampung Sayuran

Selasa, 8 Maret 2022 15:52 WIB
Kawasan pertanian hortikultura di Kecamatan Pengalengan, Jawa Barat/Ist
Kawasan pertanian hortikultura di Kecamatan Pengalengan, Jawa Barat/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam pemenuhan ketersediaan pangan untuk 273 juta penduduk Indonesia saat ini menjadi perhatian utama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). 

Dalam berbagai kesempatan, SYL tak menampik jika dampak perubahan iklim saat ini menjadi salah satu ancaman. Sebab, ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas. 

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua priode ini pun meminta kepada seluruh jajarannya meningkatkan langkah adaptasi dan mitigasi di lapangan.

Menindaklanjuti arahan Mentan, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengarahkan jajarannya tancap gas, turun ke lapangan untuk mengamankan ketersediaan aneka cabe dan bawang merah. 

Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Doktor jebolan Universitas Putra Malaysia itu menerangkan kapada pewarta terkait langkah-langkah preventif yang akan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan iklim.

“Iya betul mas, kami telah menyiapkan anggaran untuk memberikan bantuan dampak perubahan iklim berupa pompa air, teknologi hemat air dan teknologi panen air sesuai kebutuhan wilayah setempat. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kondisi kekeringan dalam menyambut Ramadhan”, terang Prihasto.

Baca juga : Kurang Dua Pekan, Rusia Jadi Negara Penerima Sanksi Terbanyak Di Dunia

Dia mengungkapkan, jajarannya akan segera mengawal kondisi pertanaman di lapangan, sekaligus mempercepat realisasi fasilitasi bantuan. Baik berupa saprodi maupun pendukung lainnya, sehingga ketersediaan dan pasokan bahan pokok penting khususnya cabe dan bawang merah aman dan terkendali.

Pelaksana Harian (Plh) Direktur Perlindungan Hortikultura Tommy Nugraha menyampaikan,  alokasi fasilitasi bantuan dampak perubahan iklim tahun 2022 akan bersinergi dengan Kampung Hortikultura, terutama kampung yang terkena dampak kekeringan. 

Pada tahun ini Ditjen Hortikultura, mengalokasikan sekitar 210 Ha untuk fasilitasi bantuan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan Bencana Alam. 

“Kami mengharapkan, ke depannya fasilitasi bantuan ini dapat membantu petani. Terutama pada kondisi off season dan peningkatan indeks pertanaman khususnya cabe dan bawang merah,” bebernya.

Seirama dengan Plh Direktur Perlindungan Hortikultura, dalam kunjungan kerjanya, Kordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam Muh. Agung Sunusi mengecek sekaligus memverifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) di Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat.

“Alhamdulillah, fasilitasi bantuan di Provinsi Jawa Barat mencapai 8 Hektare (Ha). Lokasi ini merupakan kampung sayuran, dan di Desa Warna Sari Kecamatan Pangelangan tersebut ada sekitar 50 Hektare aneka Cabe yang siap mengamankan ketersediaan Ramadhan,” jelasnya.

Baca juga : Telkom Bagikan Sembako Untuk Korban Gempa Di Pasaman Barat

Agung Sunusi juga menambahkan, sesuai perkiraan dari BMKG, Maret hingga April 2022 sudah memasuki bulan kering, sehingga fasilitasi bantuan DPI sedapat mungkin segera direalisasikan. 

“Fasilitasi bantuan DPI berupa teknologi hemat air: irigasi sprinkler, irigasi tetes, irigasi kabut. Teknologi panen air berupa embung sederhana, biopori dan fasilitasi pompa air.  Alokasi bantuan akan menyesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani di lapangan,” paparnya.

Ketua Kelompok Tani Bernard Tani Desa Warna Sari, Kecamatan Pangelangan, Kabupaten Bandung, Pipit Chandra menyampaikan, saat ini kondisi pertanaman sayuran sekitar 10 Ha berupa aneka cabe, kubis, mentimun dan tomat cukup bagus karena kondisi air masih tersedia. 

“Meski beberapa tanaman terkena serangan OPT berupa layu fusarium dan thrips namun sampai saat ini masih bisa teratasi, ungkapnya.

Pipit juga membeberkan permasalahan utama yang dihadapi untuk Maret dan April adalah mengantisipasi kekurangan air akibat musim kemarau. 

Oleh karena itu, fasilitasi bantuan pompa air dan teknologi hemat air menjadi solusi terbaik.  Rata-rata produktivitas cabai dengan kondisi ketersediaan air minimal bisa mencapai 7-10 ton/ha. 

Baca juga : Kementan Siapkan Sumber Daya Tangani Lumpy Skin Disease Sapi Di Riau

Menurutnya, fasilitasi bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian yang rencananya sebanyak 2 unit per ha tahun ini, bisa meningkatkan produksi dua kali lipat, atau sekitar 15 ton/ha.  

Dengan kondisi seperti ini, pihaknya yakin ketersediaan aneka cabe menghadapi Idul Fitri aman dan terkendali, karena ketersediaan air optimal. 

“Saya mewakili kelompok tani mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri Pertanian Pak SYL dan Dirjen Hortikultura Pak Anton,” ucapnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.