Dark/Light Mode

Presidensi G20 Jadi Ajang Indonesia Buktikan Komitmen Peningkatan Literasi

Senin, 14 Maret 2022 21:48 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi. (Foto: Ist)
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi menyampaikan, pemerintah akan menjadikan Presidensi G20 sebagai momentum untuk membuktikan komitmen Indonesia dalam meningkatkan literasi di Tanah Air.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2019, literasi Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara, atau berada 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah.

"Saya kira kita juga harus mengambil momentum G20 ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam komitmen kita untuk meningkatkan literasi," ujarnya saat wawancara dengan AntaraTV, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (14/3).

Baca juga : Bekuk Madura United 3-2, Skuad Persib Dilarang Cepat Puas

Didik menyampaikan, tahun lalu Indonesia sudah berhasil mendaftarkan literasi aksara yang belum dimiliki Indonesia. Yaitu, aksara Jawa, aksara Bali, dan aksara Sunda.

"Ini salah satu yang akan kita bawa dalam G20. Termasuk bagaimana kita bisa mengisi G20 dengan mempertontonkan pentas seni dan budaya di arena G20, sehingga para peserta tahu tentang bagaimana kekayaan bangsa Indonesia," tuturnya.

Apalagi, Didik meyakini, dunia telah mengetahui dan mengakui kekayaan bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. UNESCO pun telah mengatakan Indonesia adalah negara super power budaya.

Baca juga : 5 Laga Sisa Bakal Menentukan Masa Depan Pemain Persija

Namun demikian, pemerintah menyadari masih banyak tantangan dalam upaya meningkatkan literasi di Indonesia. Padahal, literasi sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

Dia pun menilai, diperlukan kerja sama pentahelix yang melibatkan lima unsur, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media massa. Juga, sebuah sistem yang dapat mengkolaborasikan semua unsur secara otomatis.

"Jadi, kita akan menciptakan sebuah sistem sehingga kolaborasi ini bisa dilakukan tanpa harus secara manual. Sistemlah yang nantinya akan membuat orang otomatis berkolaborasi sebagai bagian upaya kita untuk meningkatkan literasi," ungkap Didik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.