Dark/Light Mode

Bahas Food Estate Di Kementan, Luhut Minta PUPR Segera Bangun Irigasi dan Infrastruktur

Sabtu, 19 Maret 2022 10:16 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menggelar rapat koordinasi Food Estate Kalimantan Tengah di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (18/3)/Ist
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menggelar rapat koordinasi Food Estate Kalimantan Tengah di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (18/3)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membantu proses produksi yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) pada lahan Food Estate di Kalimantan Tengah. 

Kata Luhut, ada sekitar 16.643 ha dari total 60,778 ha lahan yang belum teririgasi dengan baik.

"Kalau kita bisa bikin yang 60 ribu itu Pak dan kemudian hasilnya bisa 6 ton, wah ini baik sekali untuk rakyat, Pak. Ini kan juga legacy buat kita bahwa selama ini kita kerja, lho. Yang penting jalan, Pak. Karena itu hari ini kita pastikan yang 16 ribu itu jadi. Makanya PUPR bantu Kementan, segera bangun irigasinya agar petani bisa menanam," ujar Luhat dalam Rapat Koordinasi Food Estate Kalimantan Tengah di Kantor Kementan, Jumat (18/3).

Baca juga : Kementan Dorong Penggunaan Teknologi Informasi

Menurut Luhut, ketersediaan infrastruktur yang baik secara tidak langsung akan berdampak baik pada peningkatan produksi. Misalnya, dari yang tadinya hanya 3 ton bisa bertambah menjadi 4 ton. Lalu bertambah lagi jadi 5 ton, bahkan meningkat jadi 7 ton.

"Kalau sudah ada infrastruktur dan irigasi, Pak, kita tinggal berupaya meningkatkan produktivitas. Misalnya dari 3 ton bertambah jadi 4 ton dan 5 ton dan seterusnya. Jadi, tolong Pak dari PUPR, ikuti saja apa yang dikerjakan Kementan karena mereka yang tanam," katanya.

Senada, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, kendala pelaksanaan eksentifikasi lahan sejauh ini terletak pada curah hujan yang sangat tinggi. Serta belum terpenuhinya irigasi dan drainase yang berpengaruh pada jalanya pembuangan air di lahan.

Baca juga : Soal Rasisme Di Liga 3, Pengamat Minta Persikota Tangerang Dihukum

“Makanya Pak, ada 16 ribu lahan di tahun 2021 yang harus kita perbaiki. Kalau yang 30 ribu di tahun 2020 kan sudah oke. Semua tergantung pada irigasi. Sekali lagi, yang eksentifikasi di Blok A Dadahup harus kita kerjakan segera Pak," katanya.

SYL menambahkan, produksi padi menjadi program prioritas selama 2 tahun ini. Terbukti, meski Indonesia diterjang badai pandemi yang sangat dahsyat, sektor pertanian tetap tumbuh baik.

Dalam 2 tahun ini konsentrasikan kerja pada ketahanan pangan, khususnya padi. Selama dua tahun, yang lain turun dan hanya pertanian yang tumbuh.

Baca juga : Ini Komentar Mantan Bos WHO Soal Negara-negara Yang Longgarkan Restriksi

Ekspor kita naik terus, bahkan sampai Rp 625,04 triliun atau naik 38,68 persen. NTP kita selama 2 tahun ini juga tumbuh bahkan tembus 108,83. 

“Ini hanya terjadi zaman orde baru, Pak. Itulah kerja kita, semua pakai data," tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.