Dark/Light Mode

Falsafah Maja Labo Dahu, Upaya Peningkatan Budaya Literasi Di Bima

Selasa, 22 Maret 2022 16:08 WIB
Talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Kota Bima, Selasa, (22/3). (Foto: Dok. Perpusnas)
Talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Kota Bima, Selasa, (22/3). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Literasi dan karakter masyarakat menjadi dua unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam perkembangan masyarakat Bima yang literat. Masyarakat Bima sudah lama hidup dalam falsafah Maja Labo Dahu.

Wali Kota Bima Muhammad Lutfi mengemukakan, falsafah Maja Labo Dahu dikembangkan berdasarkan konsep pendidikan karakter dan menggunakan pendekatan Ngusu Waru yang menggambarkan delapan sifat masyarakat di wilayahnya. “Salah satu unsur dari Maja Labo Dahu adalah bagaimana cara mendidik anak-anak menumbuhkan budaya membaca,” jelas Lutfi, pada talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kota Bima, Selasa, (22/3).

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Didik Suhardi menguatkan pernyataan Lutfi tersebut. Didik mengatakan, eratnya masyarakat Bima dengan pendidikan karakter menjadi budaya lokal yang relevan dengan perkembangan zaman.

Baca juga : Cegah Meluasnya LSD, Kementan Vaksinasi Sapi Di Riau

“Kerangka pikir pembangunan manusia dan literasi di Industri 5.0 adalah sehat, cerdas, adaptif, kreatif, inovatif, terampil, dan bermartabat. Di luar aspek tersebut, kita perlu menambahkan dengan kemampuan critical thinking, communication skill, collaborative, creative, innovative, confident sehingga bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045,” terang Didik.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London Khairul Munadi menambahkan, kita harus mendorong konsep reading for empowerment bukan hanya reading for pleasure. Sehingga level membaca masyarakat Indonesia dapat meningkat dan mewujudkan konsep literasi untuk menyejahterakan masyarakat. “Hal tersebut penting karena membaca tidak hanya memberi manfaat kepada internal, tetapi juga memiliki manfaat sosial dan eksternal termasuk pemberdayaan diri,” ungkap Khairul.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando secara gamblang mengatakan mendukung geliat literasi masyarakat Bima, khususnya dengan berlandaskan nilai budaya dan pendidikan karakter. “Orang sekolah belum tentu baca, orang baca sudah pasti sekolah. Perpustakaan adalah institusi peradaban yang berbicara tentang nilai nilai kemanusiaan, penghormatan, kebersamaan, rasa menghargai, dan rasionalitas” tutur Syarif Bando.

Baca juga : Berkas Perkara Lengkap, Penyuap Bupati Langkat Segera Disidang

Paradigma literasi kini bukan hanya baca tulis. Tetapi lebih banyak berperan menyejahteraan masyarakat dengan mendorong produktivitas dan kreativitas sehingga seluruh masyarakat Indonesia memiliki karakter yang kuat untuk bersaing di tengah percaturan global.

Beragam konsep tidak akan terealisasi tanpa adanya keinginan untuk berubah dari masyarakat sendiri. Kepala Perpusnas menggarisbawahi segudang program dan kebijakan terkait literasi yang digagas para Wali Kota dan Bupati akan terlewat begitu saja jika masyarakatnya tidak mendukung. “Masyarakat pun harus memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih produktif dan sejahtera,” pungkas Syarif Bando.

Selain menyelenggarakan talk show PILM, Kepala Perpusnas bersama Wali Kota Bima juga meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Kota Bima yang dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Acara juga dirangkaikan dengan pengukuhan Bunda Literasi dan penandatanganan MoU dengan Pemda dan perguruan tinggi. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.