Dark/Light Mode

RI Dorong Penggunaan 1 Data Protokol Kesehatan Di Pintu Masuk Negara

Kamis, 24 Maret 2022 08:36 WIB
Ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta, salah satu pintu masuk Indonesia melalui jalur udara. (Foto: Instagram)
Ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta, salah satu pintu masuk Indonesia melalui jalur udara. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam rangka Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia mengagendakan pertemuan health working group (HWG) sebagai salah satu rangkaian kegiatan di sektor kesehatan.

HWG pertama akan berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 28 sampai 30 Maret 2022.

Beberapa hal yang menjadi pembahasan adalah harmonisasi standar protokol kesehatan global, harmonisasi sistem identifikasi Covid-19 lewat sertifikat digital di pintu-pintu masuk negara, serta harmonisasi sistem untuk pengenalan dan berbagi berbagai informasi kesehatan.

Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, dari sisi harmonisasi, pada HWG pertama ini Indonesia akan mendorong inisiatif panduan teknis perjalanan internasional berbasis pendekatan risiko bersama WHO.

Baca juga : Ngobrol Bareng Parlemen Mesir, Puan Bahas Perpindahan Ibu Kota Negara

Di samping fokus pada upaya harmonisasi sertifikat vaksin Covid-19 bersama Digital European Union, serta panduan perjalanan udara bersama dengan Internasional Civilization Organization.

“Kita perlu mendorong penggunaan 1 data protokol kesehatan terutama di pintu masuk sebuah negara, seperti berbagai praktek baik yang telah diterapkan di Indonesia maupun negara lainnya. Di Indonesia, misalnya. Ada aplikasi PeduliLindungi yang terintegrasi dengan sistem kesehatan,” kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (22/3).

Dalam HWG pertama, Indonesia memantapkan upaya memperkuat sistem kesehatan global, dan menindaklanjuti mekanisme pendanaan pandemic preparedness response, yang sebelumnya menjadi bagian pembahasan pada presidensi G20 di Italia tahun 2021.

Dalam HWG pertama, perlu dicapai kesepakatan kerja sama antar negara untuk pengenalan verifikasi sertifikat vaksin. Agar bisa diakui di negara lain  terutama di negara-negara anggota G20.

Baca juga : Puan Dorong Isu Perdamaian Turut Dibahas Di IPU Ke-144

“Protokol ini juga bisa menjadi percontohan bagi penyakit menular lainnya, yang pencegahannya bisa dilakukan melalui vaksinasi. Ini adalah suatu langkah jangka panjang, yang bisa diambil untuk mengamankan perjalanan internasional. Serta mengurangi penyebaran virus, sambil menjaga mobilitas pelaku perjalanan internasional,” papar dr. Nadia.

Mekanisme global untuk meningkatkan akses serta mobilitas sumber daya kesehatan perlu dibangun. Demi memperkuat pencegahan dan respons terhadap krisis kesehatan.

Selain penggunaan 1 data protokol kesehatan, Indonesia perlu juga mendorong inisiatif perluasan manufaktur vaksin Covid-19, pengobatan, serta diagnostik ke negara-negara berkembang.

Inisiatif lain yang dirasakan perlu saat ini adalah penguatan hubungan global bagi para ilmuwan di bidang virologi, imunologi, epidemiologi, dan di bidang keilmuan lainnya yang terkait dengan krisis kesehatan.

Baca juga : MPR Dorong Penceramah Gaungkan Nasionalisme Di Mimbar Digital

Antara lain, dengan membangun pusat penelitian di negara berkembang.

“Saat ini, negara dengan ekonomi yang kuat, harus membantu negara ekonomi kelas menengah ke bawah. Agar mampu merespon krisis kesehatan global. Ini akan membantu sistem kesehatan nasional mereka. Supaya bisa lebih kuat dan memiliki daya tahan yang lebih baik,” beber Nadia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.