Dark/Light Mode

Harga Kebutuhan Pangan Naik Saban Ramadan, Pemerintah Mesti Ubah Tradisi

Selasa, 7 Mei 2019 10:29 WIB
Ilustrasi (Foto : Istimewa).
Ilustrasi (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap kali Ramadan, harga kebutuhan pangan melonjak naik. Padahal pemerintah sendiri menyatakan sudah melakukan antisipasi. Masyarakat berharap tradisi kenaikan harga ini ditekan. Agar tidak memberatkan. Apalagi, kebutuhan berlebaran juga tidak murah.

Setiap kali Ramadan, harga kebutuhan pangan melonjak naik. Padahal pemerintah sendiri menyatakan sudah melakukan antisipasi. Masyarakat berharap tradisi kenaikan harga ini ditekan. Agar tidak memberatkan. Apalagi, kebutuhan berlebaran juga tidak murah.

Beberapa warga yang ditemui Rakyat Merdeka mengaku maklum dengan kenaikan harga kebutuhan pangan di bulan Ramadan. Meski, pemerintah sudah berjanji mengendalikan harga. Setelah harga-harga naik, turunnya pun lama.

Seorang ibu rumah tangga, Ita mengaku pasrah dengan kenaikan harga yang rutin terjadi menjelang Ramadan. “Harga naik tapi masih bisa kebeli, ini kan udah tradisi menjelang puasa,” katanya. Mau nggak mau, lanjutnya, kebutuhan pangan yang harganya naik tetap dibeli.

Baca juga : Hari Pertama Ramadhan, Pertamina Tambah Pasokan BBM dan LPG di Sulut

Sementara itu, Lucky yang juga ibu rumah tangga, awalnya berharap kenaikan harga tidak tinggi-tinggi amat. Apalagi pemerintah sudah memberikan jaminan bahwa stok pangan aman. “Kalau pemerintah sudah menjamin, seharusnya gak ada kenaikan harga yang tinggi-tinggi, kayak bawang putih, udah mahal belum juga turun-turun,” keluhnya.

Senada dengan itu, Narsih menyebutkan, kalau harganya sudah tinggi butuh waktu lama untuk normal lagi. “Bawang putih aja susah turunnya, masih 80 ribuan, kita gak mungkin gak jadi beli kan,” ujarnya.

Seorang pedagang sayur keliling, Dayat mengatakan, kalau Ramadan harga kebutuhan jadi serba mahal. Pembeli masih saja menawar meski dia sudah ngaku dari pasarnya juga sudah mahal. Meski demikian dia yakin rezekinya tidak akan kemana. “Gara-gara impor nih semua jadinya mahal,” sebutnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, pada bulan puasa terjadi peningkatan kebutuhan terhadap komoditas pangan. Baik pangan olahan maupun pangan segar. 

Baca juga : YLKI: Waspada Bahan Pangan Tak Sehat Selama Ramadhan

"Kementerian Perdagangan harus mampu mengendalikan pelaku pasar besar. Agar tidak menjadikan momen bulan puasa untuk mengeksploitasi konsumen dengan kenaikan harga yang ugal-ugalan," katanya.

Pihaknya mendorong pemerintah mengontrol pasar secara ketat termasuk menjaga kelancaran arus distribusi barang berlontribusi signifikan terhadap harga. Jika pemerintah melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga, maka sasarannya harus jelas dan terukur. 

“Ukurannya bukan seberapa banyak komoditas yang dilepas ke pasar. Tetapi seberapa banyak masyarakat rentan yang akan terdampak dari operasi pasar tersebut,” terangnya. 

YLKI juga meminta Badan POM dan juga Dinkes untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan jaminan bahwa selama bulan puasa komoditas bahan pangan yang beredar adalah bahan pangan yang aman. 

Baca juga : Sabar Sedikit, Pasti Lebih Cantik

Misalnya tidak terkontaminasi bahan-bahan berbahaya, dan bukan komoditas yang kadaluarsa, atau bahkan mendekati kadaluarsa. [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.