Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sidang AFSIS Ke-20, Kementan Usung Digitalisasi Pertanian Untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Kamis, 9 Juni 2022 15:48 WIB
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ke-20 para focal point ASEAN+3 Food Security Information System (AFSIS Focal Point)/Ist
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ke-20 para focal point ASEAN+3 Food Security Information System (AFSIS Focal Point)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) selaku Focal Point Kerjasama Agriculture and Food Security Information System (AFSIS), menjadi tuan rumah pertemuan Focal Point ke-20. Pada sidang AFSIS ke 20 ini, Kementan mengusung digitalitasi sektor pertanian sebagai solusi penguatan ketahanan pangan.

Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono mengatakan  para pemimpin negara ASEAN telah sepakat berkomitmen bersama mengatasi dampak pandemi Covid-19 melalui penguatan ketahanan pangan dan gizi di wilayah. 

Menurutnya, sangat penting untuk mempromosikan tindakan kolaboratif, khususnya dalam menyediakan data dan informasi dengan mitra dialog seperti ASEAN +3 dan organisasi internasional untuk mendukung pemenuhan komitmen tersebut.

Kementan mengingatkan, untuk memberikan perhatian yang lebih terkait isu perubahan iklim pengaruhnya terhadap pertanian dan ketahanan pangan, serta masih adanya ketegangan politik di wilayah Laut Hitam yang sedikit banyak berdampak pada sektor pertanian secara keseluruhan. 

“Dalam situasi seperti itu, AFSIS dapat berperan penting menyediakan data dan informasi untuk membantu pembuat kebijakan guna membuat keputusan sebaik mungkin,” ujar Kasdi saat membuka pertemuan AFSIS ke 20 tersebut yang dihelat di Jakarta, Rabu (8/6).

Perlu diketahui, AFSIS merupakan kerjasama regional 10 negara di ASEAN +3 (Republik China, Jepang dan Republik Korea) dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan di wilayah ASEAN melalui pengumpulan, analisis serta penyajian data dan informasi  ketahanan pangan. Pertemuan Focal Point AFSIS ke-20 ini dilaksanakan secara hybrid selama 2 hari dari tanggal 8 hingga 9 Juni 2022. 

Baca juga : Semoga Saja Pelayanan Kepada Pasien Tak Buruk

Ketua Delegasi Indonesia, Anna Astrid, selaku tuan rumah, memaparkan tentang Digitalisasi Pertanian Guna Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan di Indonesia. 

Dia menjelaskan, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi diadopsi pada pembangunan pertanian di Indonesia baik pada kegiatan on-farm maupun off-farm. Kemudian, peningkatan kapabilitas penyuluh dan petani, sebagai sarana dalam melakukan koordinasi dan komunikasi antar stakeholder, dalam monitoring ketersediaan dan distribusi produksi pertanian, serta dalam kegiatan pendataan pertanian. 

“Untuk menopang pilar ketersediaan pangan, Indonesia menyusun Program Food Estate yang difokuskan untuk pengembangan smart farming. Dan saat ini Indonesia telah mengembangkan penggunaan Internet of Thing (IoT) pada kegiatan on-farm,” papar Anna.

Dalam monitoring kondisi pertanaman, lanjut Anna, Kementan mengembangkan sistem aplikasi menggunakan teknologi remote sensing. 

Untuk menyokong pilar aksesibilitas pangan, Kementan bekerjasama dengan e-commerce dan transportasi online dalam memperlancar pemasaran dan distribusi komoditas pertanian, sekaligus mengatasi permasalahan yang mencuat sejak adanya pandemi Covid-19 tahun 2020. 

Selain itu, menurut Anna, digitalisasi pertanian juga dilaksanakan guna memperkuat peran penyuluh dalam melakukan pembinaan kepada petani, sekaligus mengenalkan teknologi TIK pada kegiatan budidaya dan pemasaran hasil kepada petani. 

Baca juga : Raih ICSA Awards 2022, Sharp Bocorkan Cara Pertahankan Kepuasan Pelanggan

“Kementan membangun aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk pangan demi mendukung pilar utilisasi pada program ketahanan pangan,” terangnya.

Terakhir, guna mendukung pilar stabilisasi, Kementan membangun sistem monitoring stok pangan, dimana input dan pelaporan data dilakukan secara online. 

“Semua program tersebut selaras dengan slogan Kementan saat ini, yakni menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern,” jelas Anna.

Sebagai informasi, rapat Focal Point AFSIS ke-20 dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Roby Darmawan, selaku Focal Point Indonesia.

Rapat membahas hasil implementasi kegiatan AFSIS Tahun 2021 dan Rencana Kerja Tahun 2022, serta mekanisme keberlanjutan kegiatan AFSIS Tahun 2022-2025. 

Beberapa organisasi yang selama ini mendukung kegiatan AFSIS berpartisipasi dalam rapat dengan menyajikan laporan kemajuan kegiatan kolaborasi yang dilakukan dengan AFSIS tahun 2021.

Baca juga : Majalah SWA & Business Digest Apresiasi Perusahaan Jaga Kepuasan Pelanggan

Adapun delegasi yang hadir fisik pada pertemuan ini meliputi Tim Sekretariat AFSIS, Delegasi dari Kamboja, Jepang dan Indonesia.

Sementara, delegasi yang hadir secara online melalui platform zoom meliputi delegasi dari Brunei Darussalam, Lao PDR, Malaysia, Philippina, Singapura, Thailand, Vietnam, China, Jepang dan Republik Korea, serta perwakilan dari Asean Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR).

Selanjutnya, ada Perwakilan dari Remote Sensing Technology Center of Japan (RESTEC), Perwakilan dari The Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS), serta Perwakilan dari SEAA Research LLC.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.