Dark/Light Mode

Waspada Krisis Pangan Memburuk

Jokowi: Bikin Konsorsium, Garap 100 Ribu Hektare Pakai Mekanisasi, Itu Baru Namanya KADIN...

Selasa, 23 Agustus 2022 11:26 WIB
Waspada Krisis Pangan Memburuk Jokowi: Bikin Konsorsium, Garap 100 Ribu Hektare Pakai Mekanisasi, Itu Baru Namanya KADIN...

 Sebelumnya 
Jokowi pun lantas menguraikan peluang-peluang tersebut. Jika saat ini ada krisis pangan, peluangnya tentu ada di sektor pangan. Saat ini, menurutnya, jualan pangan adalah yang paling cepat. 

Kemarin misalnya, dari China minta 2,5 juta ton beras sebulan. Dari negara lain, Arab Saudi minta 100 ribu ton beras. 

"Saat ini, kita belum berani. Kita stok dulu. Tapi, begitu produksinya melompat, karena Bapak Ibu terjun ke situ, bisa saja melimpah dan kita ekspor dengan harga yang sangat feasible. Harga yang sangat baik," beber Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan soal substitusi impor. Barang-barang yang kita impor, mau tak mau harus kita hentikan di tengah situasi ini. Supaya devisa dan dolar-dolar  kita, tidak habis dipakai untuk membayar impor.

Yang masih impor saat ini, antara lain adalah gandum. Jumlahnya, ada 11 juta ton.

Karena di Indonesia nggak bisa menanam gandum, Jokowi menyarankan untuk mengusahakan produk pertanian yang bisa menjadi campuran gandum.

Baca juga : Mendag Zulkifli Hasan Bukukan Potensi Ekspor Indonesia USD 3,2 Miliar

"Gandum bisa dicampur cassava, sorgum, sagu dan lain-lain. Artinya, saya mengajak Bapak Ibu sekalian, KADIN NTT misalnya, untuk menanam sorgum. NTT itu adalah tempatnya sorgum. Coba saja dulu. Nggak usah ribuan hektare, coba saja dulu 10 hektare. Benar nggak sih apa yang diomongkan Presiden? Hitung dan kalkulasi, kalau masuk, tanam sebanyak-banyaknya," terang Jokowi.

"Saya lihat, di Waingapu NTT yang tanahnya marjinal dan kurang air, sorgum tumbuh sangat subur. Lahan pun, kalau mau cari sampai ratusan ribu hektar, banyak di NTT. Inilah yang saya tunggu dari KADIN," sambungnya.

Jokowi juga mengungkap, permintaan terhadap komoditi lain semisal jagung - baik untuk kebutuhan pangan atau pakan ternak - tergolong tinggi. Baik dari dalam atau luar negeri. 

Impor jagung kita saat ini masih 800 ribu ton. Sebelumnya, 7 tahun lalu, impor kita 3,5 juta ton. Jadi, ini adalah peluang. Jagung ditanam di mana pun, tumbuh.

"Kalau KADIN yang ngerjain, ya jangan tradisional caranya. Harus mekanisasi. Konsorsium bareng-bareng. Bikin 100 ribu hektare, dengan alat modern. Pemupukan pakai drone. Itu baru namanya KADIN," pesan Jokowi.

"Jangan cuma nanam 10 hektare, mosok KADIN cuma segitu," tandasnya. ■

Baca juga : Jokowi: Kalau Ada Mafia Tanah Yang Main-main, Silakan Gebuk Detik Itu Juga...

 

 

 

 

 

 

Baca juga : Kepala BPIP Di Depan Maba IAIN Kediri: Syukuri Kemerdekaan Dengan Menuntut Ilmu

 

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.